Dibawah ini dialog ketuhanan antara sakti sihite yang mengaku sebagai rasul dengan rahmat syawal sebagai murid dari tuan guru syaikh almukarram Muhammad zubir bin amir Abdullah alkhalidi jum’atu jabir.
Percakapan ini dikutip sesuai aslinya didinding facebook sakti sihite http://www.facebook.com/home.php?#!/sakti.a.sihite?v=wall&story_fbid=431657898669&ref=notif¬if_t=feed_comment.
Semoga lewat percakapan ini Allah menambah manfaat, pengetahuan dan hikmah kepada kita yang mau memahaminya! Amiin amiin ya mujibassailin yaa rabbal’alamiin!.

senang kalau tuan mau berbagi informasi dgn saya. saya turut membenarkan kerasulan tuan, apa strategi tuan untuk menzahirkan diin Allah?
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya/menzahirkannya di atas segala agama-agama meskipun orang
musyrik membenci.

memang demikianlah jawaban para rasul, saya percaya pada tuan, tugas rasul hanyalah menyampaikan risalah Tuhan bagaimana hasilnya itu adalah kehendak Tuhan.
saya mempunyai komunitas yang mempercayai adanya rasul tuhan kembali, dan kamipun telah beriman dgn rasul yg datang kepada kami, tapi kmi juga mempercayai adanya rasul lain yang satu misi dgn kami, berdasarkan pada firman tuhan. Al Jumuah :3
dan (juga Dia mengutus rasul) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
dan kami tidak memebedakan salah seorangpundari mereka
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"
saya mempunyai komunitas yang mempercayai adanya rasul tuhan kembali, dan kamipun telah beriman dgn rasul yg datang kepada kami, tapi kmi juga mempercayai adanya rasul lain yang satu misi dgn kami, berdasarkan pada firman tuhan. Al Jumuah :3
dan (juga Dia mengutus rasul) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
dan kami tidak memebedakan salah seorangpundari mereka
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"
04 September jam 21:53 · Suka ·
Sakti A. Sihite Semoga komunitas anda diberi Tuhan petunjuk dan kesabaran dalam menetapi keimanan.
silahkan kunjungi blog kami untuk menjalin silaturrahim!
http://bintangtimurku.blogspot.com/
http://pemimpinaakhirzaman.blogspot.com/
http://hariyanto27.wordpress.com/
http://www.khalifahhimpass.blogspot.com/
http://bintangtimurku.blogspot.com/
http://pemimpinaakhirzaman.blogspot.com/
http://hariyanto27.wordpress.com/
http://www.khalifahhimpass.blogspot.com/
Saya sudah baca walaupun agak sulit mencerna postingan-postingan yang kurang sistematis seperti itu. Tidak bisa langsung diketahui apa saja pokok-pokok ajaran guru anda Al-Jabir sang "imam mahdi" tersebut.
Tapi dari beberapa surat (buletin) yang tercantum di sana saya menyimpulkan bahwa guru anda terlalu general dalam menarik definisi "rasul". Tanpa ada pewahyuan/pelantikan yang nyata (tolong koreksi saya bila ternyata ada), mendeklarasikan diri sebagai rasul bermodalkan ayat "ada rasul pada setiap umat". Sila baca analisis saya atas istilah "umat" di http://www.saktisihite.com/2008/08/rasul-zaman-ini.html
Tapi dari beberapa surat (buletin) yang tercantum di sana saya menyimpulkan bahwa guru anda terlalu general dalam menarik definisi "rasul". Tanpa ada pewahyuan/pelantikan yang nyata (tolong koreksi saya bila ternyata ada), mendeklarasikan diri sebagai rasul bermodalkan ayat "ada rasul pada setiap umat". Sila baca analisis saya atas istilah "umat" di http://www.saktisihite.com/2008/08/rasul-zaman-ini.html
Betul bahwa rasul itu memberi peringatan, tapi bukan berarti setiap yang memberi peringatan itu adalah rasul. Kalau anda kaji ayat-ayat seputar topik "rasulullah" di Quran, maka anda akan tahu bahwa pemaknaan "rasul" (dalam konteks rasulullah) itu sangat spesifik. Bukan hanya karena seseorang mendakwahkan ayat Tuhan.
Sebagaimana saya singgung dalam artikel saya tentang "definisi rasul", bisa ada ratusan atau bahkan ribuan "rasul" pada saat yang sama jika mengikuti definisi "rasul" pada pandangan anda/ guru anda.
Ketika umat berselisih tentang suatu urusan, kepada "rasul" yang mana minta putusan? Ketika di medan perang, perintah "rasul" yang mana yang harus diikuti?
Sebagaimana saya singgung dalam artikel saya tentang "definisi rasul", bisa ada ratusan atau bahkan ribuan "rasul" pada saat yang sama jika mengikuti definisi "rasul" pada pandangan anda/ guru anda.
Ketika umat berselisih tentang suatu urusan, kepada "rasul" yang mana minta putusan? Ketika di medan perang, perintah "rasul" yang mana yang harus diikuti?
Pada komentar yang lain di page ini anda sempat singgung juga keberadaan beberapa rasul pada waktu yang sama. Itu betul, tapi salah kalau dianggap bahwa hal tersebut menunjukkan suatu kepemimpinan kolektif.
Musa dan Harun sama-sama rasul, tapi Harun adalah pengikut Musa. Ibrahim dan Luth sama-sama rasul, tapi Luth adalah pengikut Ibrahim (baca 29:16-26). Jadi bukan masing-masing rasul yang hidup sezaman itu memegang kepemimpinan yang independen (matahari kembar). Tetap kepemimpinannya hanya pada satu orang.
Satu tambahan lagi yang dapat menjadi clue dalam menilai "kerasulan" guru anda adalah ayat mengenai ketetapan Tuhan untuk tidak memusnahkan suatu negeri sebelum Dia membangkitkan rasul di ibukotanya (28:59). Sebagaimana kita sama ketahui, ibu kota negeri ini adalah Jakarta. Bukan Medan.
Semoga komunitas anda diberi Tuhan kelapangan dada untuk berserah diri (islam) dalam menerima kebenaran.
Musa dan Harun sama-sama rasul, tapi Harun adalah pengikut Musa. Ibrahim dan Luth sama-sama rasul, tapi Luth adalah pengikut Ibrahim (baca 29:16-26). Jadi bukan masing-masing rasul yang hidup sezaman itu memegang kepemimpinan yang independen (matahari kembar). Tetap kepemimpinannya hanya pada satu orang.
Satu tambahan lagi yang dapat menjadi clue dalam menilai "kerasulan" guru anda adalah ayat mengenai ketetapan Tuhan untuk tidak memusnahkan suatu negeri sebelum Dia membangkitkan rasul di ibukotanya (28:59). Sebagaimana kita sama ketahui, ibu kota negeri ini adalah Jakarta. Bukan Medan.
Semoga komunitas anda diberi Tuhan kelapangan dada untuk berserah diri (islam) dalam menerima kebenaran.
ketika malam/zhulumat memang ada banyak bintang yang menyinari, tapi ketika sianghari/nur cukup hanya ada satu bintang(matahari), walaupun kita tahu sebenarnya disiang hari ada banyak bintang di langit tapi sinar matahari mengalahkan sinar bintang yang lain sehingga sinar mereka tak terlihat. ini mungkin sebuah pelajaran dari alam yang bisa kita jadikan analogi. menurutku sekarang adalah zaman kegelapan/zulumat sehingga ada banyak manusia yang mendapat pencerahan dari tuhan(para rasul/bintang) yang akan memeberi petunjuk kepada manusia yang lain. tapi ketika nanti terjadi siang hari(zaman telah terang bendrang/rasul telah diterima dan di imani) cukup hanya satu rasul yang diakui dan ditaati.
anda berkata:
Pada komentar yang lain di page ini anda sempat singgung juga keberadaan beberapa rasul pada waktu yang sama. Itu betul, tapi salah kalau dianggap bahwa hal tersebut menunjukkan suatu kepemimpinan kolektif.
---------------------------------------------
saya setuju dgn anda kalau diantara pararasul harus ada yang menjadi pemimpinnya, dan sebenarnya karena itulah kami ingin menjalin hubungan dengan anda dan dengan yang lain.
kami mempunyai prinsip antara pemimpin dan yang dipimpin adalah satu kesatuan tidak terlebih mulia antara satu dengan yang lain. tidak ada pemimpin tanpa yang dipimpin dan begitu pula sebaliknya tidak ada yang dipimpin tanpa seorang pemimpin. keduanya adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan seperti dua sisi mata uang yang saling membutuhkan.
artinya kami bersedia menjadi pengikut anda kalau memang hal itu yang anda inginkan. maukah anda bertemu dengan guru kami?
anda berkata:
Saya sudah baca walaupun agak sulit mencerna postingan-postingan yang kurang sistematis seperti itu. Tidak bisa langsung diketahui apa saja pokok-pokok ajaran guru anda Al-Jabir sang "imam mahdi" tersebut
-------------------------------------------------------
tolong sebutkan postingan mana yang sulit dipahami?
memang kami belum mempunyai website resmi yang menerangkan secara sistematis ajaran2 guru kami, blog2 tersebut hanya inisiatif kami secara pribadi untuk menyampaikan ajakan2 beliau untuk bersatu kepada satu tuhan. pengikut kami orang-orang yang terbatas pengetahuannya pada dunia tekhnologi dan informasi.
tapi kalau anda melihat alquran, alquran juga ktab yang tidak sistematis, sehingga untuk memahami isinya anda harus membacanya secara keseluruhan.
blog/web yang saya referensikan kepada anda saya sarankan juga dibaca secara keseluruhan agar anda dapat menyimpulkannya dengan benar. terutama tulisan saya yang berjudul "pemimpin akhir zaman telah datang".
anda berkata:
Tapi dari beberapa surat (buletin) ...yang tercantum di sana saya menyimpulkan bahwa guru anda terlalu general dalam menarik definisi "rasul". Tanpa ada pewahyuan/pelantikan yang nyata (tolong koreksi saya bila ternyata ada), mendeklarasikan diri sebagai rasul bermodalkan ayat "ada rasul pada setiap umat
--------------------------------------------------
pelantikan beliau sebagai rasul dari tuhan memang belum kami publikasikan, tapi hal itu pasti ada, peristiwa itu terjadi di tahun 2000 awal milineum ke-3, dan dia sudah mendeklarasikan kerasulnya di masjid al usmani (masjid tertua dikota belawan), labuhan deli, medan. dan banyak cerita2 yang lain yang layak kami ceritakan ketika kita berjumpa secara langsung.
anda berkata:
Pada komentar yang lain di page ini anda sempat singgung juga keberadaan beberapa rasul pada waktu yang sama. Itu betul, tapi salah kalau dianggap bahwa hal tersebut menunjukkan suatu kepemimpinan kolektif.
---------------------------------------------
saya setuju dgn anda kalau diantara pararasul harus ada yang menjadi pemimpinnya, dan sebenarnya karena itulah kami ingin menjalin hubungan dengan anda dan dengan yang lain.
kami mempunyai prinsip antara pemimpin dan yang dipimpin adalah satu kesatuan tidak terlebih mulia antara satu dengan yang lain. tidak ada pemimpin tanpa yang dipimpin dan begitu pula sebaliknya tidak ada yang dipimpin tanpa seorang pemimpin. keduanya adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan seperti dua sisi mata uang yang saling membutuhkan.
artinya kami bersedia menjadi pengikut anda kalau memang hal itu yang anda inginkan. maukah anda bertemu dengan guru kami?
anda berkata:
Saya sudah baca walaupun agak sulit mencerna postingan-postingan yang kurang sistematis seperti itu. Tidak bisa langsung diketahui apa saja pokok-pokok ajaran guru anda Al-Jabir sang "imam mahdi" tersebut
-------------------------------------------------------
tolong sebutkan postingan mana yang sulit dipahami?
memang kami belum mempunyai website resmi yang menerangkan secara sistematis ajaran2 guru kami, blog2 tersebut hanya inisiatif kami secara pribadi untuk menyampaikan ajakan2 beliau untuk bersatu kepada satu tuhan. pengikut kami orang-orang yang terbatas pengetahuannya pada dunia tekhnologi dan informasi.
tapi kalau anda melihat alquran, alquran juga ktab yang tidak sistematis, sehingga untuk memahami isinya anda harus membacanya secara keseluruhan.
blog/web yang saya referensikan kepada anda saya sarankan juga dibaca secara keseluruhan agar anda dapat menyimpulkannya dengan benar. terutama tulisan saya yang berjudul "pemimpin akhir zaman telah datang".
anda berkata:
Tapi dari beberapa surat (buletin) ...yang tercantum di sana saya menyimpulkan bahwa guru anda terlalu general dalam menarik definisi "rasul". Tanpa ada pewahyuan/pelantikan yang nyata (tolong koreksi saya bila ternyata ada), mendeklarasikan diri sebagai rasul bermodalkan ayat "ada rasul pada setiap umat
--------------------------------------------------
pelantikan beliau sebagai rasul dari tuhan memang belum kami publikasikan, tapi hal itu pasti ada, peristiwa itu terjadi di tahun 2000 awal milineum ke-3, dan dia sudah mendeklarasikan kerasulnya di masjid al usmani (masjid tertua dikota belawan), labuhan deli, medan. dan banyak cerita2 yang lain yang layak kami ceritakan ketika kita berjumpa secara langsung.
Bung Rahmat salah paham kalau menganggap saya "ingin" memimpin dalam konteks kerasulan ini. Kerasulan adalah karunia Tuhan yang diberi berdasarkan prerogatifnya. Status ini bukan sejenis status "direktur" atau "presiden" yang bisa diniatkan dan diusahakan. Bukan pula disebabkan "rasa" telah cukup pantas dan sebagainya. Bahkan saya sendiri sebelum ini tidak menyangka masih akan ada seorang rasul.
Uraian saya tentang Musa-Harun maupun Ibrahim-Luth tersebut jangan disalahartikan dengan adanya "kesepakatan" antara rasul-rasul tentang siapa yang memimpin. Harun adalah pengikut rasulullah Musa, kemudian Harun sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul. Luth adalah pengikut rasulullah Ibrahim, kemudian Luth sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul.
Jadi bukan Harun itu seorang rasul kemudian dia mengikuti Musa, atau Luth itu telah menjadi seorang rasul kemudian dia mengikuti Ibrahim. Harun itu memang sudah berada di dalam barisan Musa, dan Luth itu dalam barisan Ibrahim. Barulah BELAKANGAN mereka (Harun, Luth) dikaruniai kerasulan pula.
Uraian saya tentang Musa-Harun maupun Ibrahim-Luth tersebut jangan disalahartikan dengan adanya "kesepakatan" antara rasul-rasul tentang siapa yang memimpin. Harun adalah pengikut rasulullah Musa, kemudian Harun sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul. Luth adalah pengikut rasulullah Ibrahim, kemudian Luth sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul.
Jadi bukan Harun itu seorang rasul kemudian dia mengikuti Musa, atau Luth itu telah menjadi seorang rasul kemudian dia mengikuti Ibrahim. Harun itu memang sudah berada di dalam barisan Musa, dan Luth itu dalam barisan Ibrahim. Barulah BELAKANGAN mereka (Harun, Luth) dikaruniai kerasulan pula.
Bagaimana? Saya harap sekarang uraian "duet" para rasul di atas sudah lebih jelas bagi anda. Jadi kepemimpinan Musa atas Harun, serta kepemimpinan Ibrahim atas Luth sifatnya adalah "by default". Hal tersebut tidak analog dengan saya bertemu guru anda, lalu disepakati siapa yang memimpin. Kalau untuk sebuah "kontes" kepemimpinan, saya abstain aja deh :)
Tanpa bermaksud mengatakan bahwa keberadaan beberapa rasul yang independen itu mustahil, saya katakan bahwa hal demikian tidak sesuai dengan sunnatullah yang telah berlaku. Maka ketika ada beberapa "rasul" yang "secara independen" hadir di tengah-tengah umat manusia, tidak lebih dari satu orang yang benar-benar rasul.
Tanpa bermaksud mengatakan bahwa keberadaan beberapa rasul yang independen itu mustahil, saya katakan bahwa hal demikian tidak sesuai dengan sunnatullah yang telah berlaku. Maka ketika ada beberapa "rasul" yang "secara independen" hadir di tengah-tengah umat manusia, tidak lebih dari satu orang yang benar-benar rasul.
anda berkata:
kemudian Harun sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul. Luth adalah pengikut rasulullah Ibrahim, kemudian Luth sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul.
-----------------------------------------------------
saya kurang memahami maksudnya, tolong dijelaskan!
kemudian Harun sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul. Luth adalah pengikut rasulullah Ibrahim, kemudian Luth sendiripun dijadikan Tuhan sebagai seorang rasul.
-----------------------------------------------------
saya kurang memahami maksudnya, tolong dijelaskan!
Ibaratnya salah seorang pengikut saya dikaruniai kerasulan pula oleh Tuhan. Maka dia adalah rasul, tapi tetap bagian dari barisan saya. Kepemimpinan saya atas dia adalah sudah otomatis (karena sedari awal dia memang pengikut saya). Bukan hasil "kesepakatan".
Hal tersebut tidak sama dengan gagasan anda tentang bertemunya para "rasul" kemudian disepakati siapa yang memimpin. Begitu loh maksudnya..
Hal tersebut tidak sama dengan gagasan anda tentang bertemunya para "rasul" kemudian disepakati siapa yang memimpin. Begitu loh maksudnya..
Dari sunatullah yang berlaku tersebut, saya memiliki kesimpulan sementara bahwa hanya satu kepemimpinan rasul yang diturunkan Tuhan pada setiap umat. Jadi kalaupun ada beberapa rasul yang hidup sezaman, penghulunya tetap hanya satu orang.
Maka ketika ada banyak yang "secara independen" mengaku rasul, sebenarnya tidak lebih dari satu orang yang benar-benar rasul. Yang lain hanyalah "rasul-rasulan".
Paham kan yang saya maksud "secara independen" di atas mas? Seperti saya, AM, Lia Aminuddin, guru anda, (dan banyak lagi) itu bisa disebut independen karena masing-masing bukan murid dari yang lain. Berbeda dengan Harun yang merupakan murid Musa, atau Luth yang merupakan murid Ibrahim.
Maka ketika ada banyak yang "secara independen" mengaku rasul, sebenarnya tidak lebih dari satu orang yang benar-benar rasul. Yang lain hanyalah "rasul-rasulan".
Paham kan yang saya maksud "secara independen" di atas mas? Seperti saya, AM, Lia Aminuddin, guru anda, (dan banyak lagi) itu bisa disebut independen karena masing-masing bukan murid dari yang lain. Berbeda dengan Harun yang merupakan murid Musa, atau Luth yang merupakan murid Ibrahim.
Sakti A. Sihite Maaf kalau pernyataan saya di atas terasa zakelijk, dan membuat tidak nyaman. Tapi maksud saya tiada lain hanya untuk menegaskan kebenaran. Di situlah diperlukan sikap mental yang "berserah diri" (islam) supaya dapat menerima kebenaran meskipun ia menabrak ego kita.
Rahmat Syawal Lubis (NABI ABAL ABAL)ya, saya paham dengan maksud anda, waktu jualah yang akan menjadi penentu siapa yang asli dan palsu.
tunggulah! kami juga bersama kalian orang2 yang menunggu!
tunggulah! kami juga bersama kalian orang2 yang menunggu!
Wandaud Senek Kenapa pula ,waktu yg bisa menentukan siapa yg asli dan siapa yg palsu...apa kah ajaran yg di bawa itu masih belum cukub untuk kita menilai siapa yg benar dan siapa yg palsu ???
(NABI ABAL ABAL)benar, tapi semua itu sebatas teori dan menjadi sempurna bila terjadi dalam kenyataan, untuk menjadi nyata perlu waktu,
perlu waktu 10 hari untuk menjadi kupu2
perlu waktu 21 hari untuk menetas menjadi anak ayam
perlu waktu 3 bulan untuk menjadi padi
perlu 9bulan 10 hari menjadi seorang bayi
............................................................
untuk meyakini sesuatu yang belum terjadi memerlukan keimanan yang kuat...
untuk mempunyai iman yang kuat kita butuh mendengar..melihat..memahami...dengan mengedepankan bersangka baik (berpikiran positif).
ingatlah..!dilapisan yang paling dasar semua manusia itu sama..
maka pahamilah orang lain seperti kamu memahami dirimu...!
salam!
perlu waktu 10 hari untuk menjadi kupu2
perlu waktu 21 hari untuk menetas menjadi anak ayam
perlu waktu 3 bulan untuk menjadi padi
perlu 9bulan 10 hari menjadi seorang bayi
............................................................
untuk meyakini sesuatu yang belum terjadi memerlukan keimanan yang kuat...
untuk mempunyai iman yang kuat kita butuh mendengar..melihat..memahami...dengan mengedepankan bersangka baik (berpikiran positif).
ingatlah..!dilapisan yang paling dasar semua manusia itu sama..
maka pahamilah orang lain seperti kamu memahami dirimu...!
salam!
Janin dalam kandungan perlu 9 bulan 10 hari untuk terlahir sebagai bayi. Namun sejak awal-awal sudah bisa diketahui apakah yang dikandung itu janin atau penyakit.
Kerasulan pun untuk tegak secara zahir biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun tetap saja dari awal sudah dapat diketahui kebenaran atau ketidakbenaran ajaran tersebut.
Itulah sebabnya tetap ada orang-orang yang mengimani rasulullah Muhammad ketika kemenangan (penaklukan Mekah) belum terwujud. Mereka ini derajatnya lebih tinggi daripada orang-orang yang beriman dan berjuang pasca kemenangan.
Zahirnya ajaran rasul itu bukan penentu "jelasnya" kebenaran yang dia bawa. Kebenaran (atau ketidakbenaran) ajarannya tentu harus sudah jelas sejak awal. Kalau tidak, bagaimana orang akan menimbang?
Zahirnya ajaran itu hanya mempengaruhi aspek ringan atau beratnya risalah tersebut untuk diikuti. Mengikuti ajaran yang sudah "eksis" tentu lebih ringan tantangannya dibandingkan mengikuti ajaran yang masih dalam tahap awal perjuangan.
Kerasulan pun untuk tegak secara zahir biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun tetap saja dari awal sudah dapat diketahui kebenaran atau ketidakbenaran ajaran tersebut.
Itulah sebabnya tetap ada orang-orang yang mengimani rasulullah Muhammad ketika kemenangan (penaklukan Mekah) belum terwujud. Mereka ini derajatnya lebih tinggi daripada orang-orang yang beriman dan berjuang pasca kemenangan.
Zahirnya ajaran rasul itu bukan penentu "jelasnya" kebenaran yang dia bawa. Kebenaran (atau ketidakbenaran) ajarannya tentu harus sudah jelas sejak awal. Kalau tidak, bagaimana orang akan menimbang?
Zahirnya ajaran itu hanya mempengaruhi aspek ringan atau beratnya risalah tersebut untuk diikuti. Mengikuti ajaran yang sudah "eksis" tentu lebih ringan tantangannya dibandingkan mengikuti ajaran yang masih dalam tahap awal perjuangan.
Ahmadiyah bisa jadi contoh studi kasus untuk penjelasan saya. Secara umum ajaran yang dibawa oleh Mirza Ghulam Ahmad tersebut bisa disebut telah "zahir". Punya jutaan pengikut di seluruh penjuru dunia, markas yang jelas, struktur organisasi, dan pendanaan yang baik. Apakah kemudian hal-hal tersebut bisa berkata tentang kebenaran? Tidak. Tetap saja yang berkata adalah ajarannya.
Setelah membaca "Tadzkirah" yang memuat inti keyakinan Mirza Ghulam Ahmad, saya dengan yakin menyatakan bahwa dia sesat. Jadi tidak ada pengaruhnya antara sudah zahir atau belum, tetap saja kebenaran (atau ketidakbenaran) itu dibuktikan dari ajaran yang dibawa.
Setelah membaca "Tadzkirah" yang memuat inti keyakinan Mirza Ghulam Ahmad, saya dengan yakin menyatakan bahwa dia sesat. Jadi tidak ada pengaruhnya antara sudah zahir atau belum, tetap saja kebenaran (atau ketidakbenaran) itu dibuktikan dari ajaran yang dibawa.
a(NABI ABAL ABAL)pa dasar tuan sakti menyatakan mirza ghulam ahmad telah sesat hanya dengan membaca tazkirah?
pembacaan kita pada sebuah teks sangat dipengaruhi oleh asumsi yang ada dipikiran kita. untuk itu guru kami selalu berpesan untuk selalu bersangka baik! karena tuhan bersama persangkaan hambanya.
untuk itu saya sarankan tuan sakti supaya "bersangka baik" dulu pada ajaran ahmadiyah dan mencari penafsiran yang benar dari pengikutnya! siapa tau tuan salah tafsir (bukan berarti saya pengikut ahmadiyah, tapi saya hanya berusaha bersangka baik kepada mereka, yang sangat mungkin dalam ajaran mereka ada banyak kebenaran, seperti saya juga "bersangka baik" dengan dakwaan anda sebagai rasul yang mungkin tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang).
kalau boleh tau apa standarisasi tuan sakti untuk mengatakan sebuah golongan itu sesat atau tidak?
pembacaan kita pada sebuah teks sangat dipengaruhi oleh asumsi yang ada dipikiran kita. untuk itu guru kami selalu berpesan untuk selalu bersangka baik! karena tuhan bersama persangkaan hambanya.
untuk itu saya sarankan tuan sakti supaya "bersangka baik" dulu pada ajaran ahmadiyah dan mencari penafsiran yang benar dari pengikutnya! siapa tau tuan salah tafsir (bukan berarti saya pengikut ahmadiyah, tapi saya hanya berusaha bersangka baik kepada mereka, yang sangat mungkin dalam ajaran mereka ada banyak kebenaran, seperti saya juga "bersangka baik" dengan dakwaan anda sebagai rasul yang mungkin tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang).
kalau boleh tau apa standarisasi tuan sakti untuk mengatakan sebuah golongan itu sesat atau tidak?
Bersangka baik itu adalah kepada sesuatu yang belum jelas duduk perkaranya. Ketika menilai suatu ajaran, itu bukan lagi soal bersangka baik atau bersangka buruk, tapi soal kebenaran. Kalau tidak bisa dinyatakan dengan tegas mana yang benar dan mana yang salah, lalu mana yang akan diikuti dan mana yang akan ditinggalkan?
Apa anda pernah baca isi Tadzkirah? Coba lihat halaman 436 Mirza menulis bahwa Tuhan mewahyukan: "kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu". Bisa anda bantu menjelaskan ayat tersebut dengan suatu "sangka baik"?
Apa anda pernah baca isi Tadzkirah? Coba lihat halaman 436 Mirza menulis bahwa Tuhan mewahyukan: "kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu". Bisa anda bantu menjelaskan ayat tersebut dengan suatu "sangka baik"?
(NABI ABAL ABAL)saya belum pernah membaca tazkirah secara keseluruhan karena saya belum punya kitabnya, saya hanya pernah membaca potongan2 teks tazkirah yang dikutip orang2 tertentu. kalau tuan sakti punya kitabnya atau filenya, tolong kirimkan ke saya!
mengenai teks yang ada di kitab tazkirah "kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu".
1. kita harus memastikan apakah terjemahan teks itu sudah sesuai dgn teks aslinya. karena saya dengar teks aslinya berbahasa urdu. bagaiman bunyi teks aslinya?
2. bagaimana penafsiran anda tentang teks tersebut?
siapakah yang dimaksud oleh "aku" dan "kamu" dalam kedua kalimat tersebut.
3.apa yang salah dari bunyi teks itu? dan seharusnya yang benar itu bagaimana menurut anda?
sebagai analogi ada teks dalam alquran mengatakan
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar".
apakah anda lansung mengatakan alquran ini sesat karena dalam kenyataan yang membunuh dan melempar ketika itu adalah orang2 beiman yang berperang bersama nabi.
artinya untuk memahami sebuah teks kita harus memahami pesan apa yang hendak disamapaikan teks tersebut.
bunyi teks alquran tersebut menjadi benar ketika pesan yang disampaikannya untuk melarang sifat sombong dan bangga diri karena sudah banyak berbuat, karena pada hakikatnya yang berbuat adalah Tuhan. manusia hanyalah wayang yang digerakkan oleh Tuhan.
menurut saya anda terlalu mudah menyesatkan(mengatakan sesat) sebuah kelompok, tidak heran kalau anda juga segera menerima hal yg sama dari perbuatan itu.
untuk menyimpulkan seorang/sekelompok orang sesat tidak cukup dari sebuah teks yang ada dalam kitab mereka, apalagi kalau anda salah dalam memahami teks tersebut karena asumsi anda yang negatif terhadap kelompok itu.
sebelum saya membantu menjelaskan teks dalam tazkiah tersebut terlebih dulu jawab pertanyaan saya dalam point 1, 2 dan 3!
mengenai teks yang ada di kitab tazkirah "kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu".
1. kita harus memastikan apakah terjemahan teks itu sudah sesuai dgn teks aslinya. karena saya dengar teks aslinya berbahasa urdu. bagaiman bunyi teks aslinya?
2. bagaimana penafsiran anda tentang teks tersebut?
siapakah yang dimaksud oleh "aku" dan "kamu" dalam kedua kalimat tersebut.
3.apa yang salah dari bunyi teks itu? dan seharusnya yang benar itu bagaimana menurut anda?
sebagai analogi ada teks dalam alquran mengatakan
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar".
apakah anda lansung mengatakan alquran ini sesat karena dalam kenyataan yang membunuh dan melempar ketika itu adalah orang2 beiman yang berperang bersama nabi.
artinya untuk memahami sebuah teks kita harus memahami pesan apa yang hendak disamapaikan teks tersebut.
bunyi teks alquran tersebut menjadi benar ketika pesan yang disampaikannya untuk melarang sifat sombong dan bangga diri karena sudah banyak berbuat, karena pada hakikatnya yang berbuat adalah Tuhan. manusia hanyalah wayang yang digerakkan oleh Tuhan.
menurut saya anda terlalu mudah menyesatkan(mengatakan sesat) sebuah kelompok, tidak heran kalau anda juga segera menerima hal yg sama dari perbuatan itu.
untuk menyimpulkan seorang/sekelompok orang sesat tidak cukup dari sebuah teks yang ada dalam kitab mereka, apalagi kalau anda salah dalam memahami teks tersebut karena asumsi anda yang negatif terhadap kelompok itu.
sebelum saya membantu menjelaskan teks dalam tazkiah tersebut terlebih dulu jawab pertanyaan saya dalam point 1, 2 dan 3!
Penggalan "wahyu" yang katanya diterima oleh Mirza GA tersebut berbunyi: "anta minnii wa ana minka" (kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu). Kamu=Mirza GA, Aku=Tuhan. Jadi, Sang Pencipta disebut berasal dari Mirza GA.
Orang yang mata hatinya tidak buta tentu paham betapa batil dan menyesatkannya ungkapan tersebut. Tersanjunglah Tuhan dari apa yang mereka sifatkan!
Petunjuk yang diturunkan Tuhan akan membuat jelas mana yang benar dan mana yang salah, karena ia (petunjuk tersebut) adalah sebuah standar. Maka wajar ketika orang yang berpegang padanya bisa menilai apakah suatu ajaran itu telah sesat, sebagaimana Nabi Ibrahim (6:74) dan Nabi Musa (20:92) menilai kaumnya sesat.
Penilaian benar atau sesat ini konteksnya tentu dalam batas dakwah dan penjelasan atas keyakinan. Bukan untuk mengolok-olok pihak lain. Saya menghargai pilihan keyakinan yang dianut oleh masing-masing orang, namun bukan berarti saya tidak mempunyai kejelasan penilaian atas benar/salahnya keyakinan tersebut.
Orang yang mata hatinya tidak buta tentu paham betapa batil dan menyesatkannya ungkapan tersebut. Tersanjunglah Tuhan dari apa yang mereka sifatkan!
Petunjuk yang diturunkan Tuhan akan membuat jelas mana yang benar dan mana yang salah, karena ia (petunjuk tersebut) adalah sebuah standar. Maka wajar ketika orang yang berpegang padanya bisa menilai apakah suatu ajaran itu telah sesat, sebagaimana Nabi Ibrahim (6:74) dan Nabi Musa (20:92) menilai kaumnya sesat.
Penilaian benar atau sesat ini konteksnya tentu dalam batas dakwah dan penjelasan atas keyakinan. Bukan untuk mengolok-olok pihak lain. Saya menghargai pilihan keyakinan yang dianut oleh masing-masing orang, namun bukan berarti saya tidak mempunyai kejelasan penilaian atas benar/salahnya keyakinan tersebut.
(NABI ABAL ABAL)terima kasih tuan sakti telah berbagi informasi kepad saya!
yang saya tangkap tuan sakti menganggap mereka sesat karena bunyi teks anta minnii wa ana minka" (kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu). Kamu=Mirza GA, Aku=Tuhan yang ditafsirkan tuan sakti "Sang Pencipta disebut berasal dari Mirza GA".
1.apakah tuan sakti sudah minta penjelasan dari pengikut mereka? karena informasi dari alquran kita harus tabayyun terlebih dulu.
qs.Al Hujuraat :6
2.adakah kemungkinan ada penafsiran yang lain.
kalau saya nilai ada kemungkinan penafsiran yang lain,
lafaz"kamu dariku dan aku darimu" ini adalah hukum sebab akibat yang menunjukkan antara satu (sebab/pencipta) dan yang lainnya(akibat/yang dicipta/tajallinya) adalah satu kesatuan(esa).
kalau lafaz aku=tuhan, kamu=alam semesta/tajalli tuhan.
dalam pemahaman filusuf alam ini bukan dicipta tuhan dari tiada menjadi ada tapi tuhan bertajalli/bertanazul kealam materi.
Tuhan sebgai wujud yang mutlak,universal, tidak seumpama dgn sesuatu, awal tiada bermula, akhir tanpa kesudahan, esa. Tuhan yg bersifat seperti itu tidak mungkin hadir dalam dunia materi, maka diantara para Arif terdahulu menjelaskan hadirnya/ tanazulnya tuhan ke alam materi membagi alam ini menjadi beberapa tingkatan, ada yg membaginya menjadi 7alam(martabat alam tujuh), alamahadiyat,wahdat,wahidiyat,arwah,mitsal, ajsam,insan kamil, ada yg membaginyamenjadi 4 tingkatan, alam lahut, jabarut, malakut, nasut, dan ada yg membaginya menjadi 3 tingkatan, alam ide,alam pikir dan alam materi. tuhan yg dipahami sebgai wujud mutlak yg tidak seumpama sesuatu itu ada di wilayah alam ahadiyat/lahut atau alam ide, karena dialam itulah tidak ada yg lain selain Dia(esa). lalu tuhan bertanazul/bertajalli ke alam materi, yang pertama kali diciptakan nur muhammad/nur Allah/nur ahmad lalu jadilah alam semesta ini sebagai perwujudanNya, tapi diantara tajalli tuhan ada yg paling sempurna dialah muhammad nurullah, muhammad yg bukan bapak dari seorang laki2 akan tetapi muhammad yg menjadi jalan mengenal Tuhan, karena nur muhammad itu tidak mungkin hadir tanpa jasad maka jasadnya selalu sesuai pada masa dan zamannya 40 abad yang lalu ibrahim,musa,20 abad yang lalu isa/jesus, 14abad yang lau ahmad anak abdullah. termasuklah pada masa 1 abad yang lalu mirza orangnya dan sekarang tetap ada yang menjadi rasul tuhan tersebut TUHAN MENJADI DIKENAL/ZAHIR OLEHNYA. dan semua mereka hakikatnya muhammad rasulullah.
menurut saya teks itu benar kalau ditafsirkan "kamu(alam semesta yang intinya adalah rasul) dariku(tuhan) dan aku(tuhan) dikenal/zahir karenamu(alam/intinya adalah rasul/mikrokosmos)
seperti seseorang tidak mungkin disebut guru tanpa murid dan tak mungkin disebut murid tanpa adanya guru.
seperti ombak dan air laut, api dan cahaya nya, gula dan rasa manisnya, ruh dan jasadnya. semuanya adalah esa(satu kesatuan yang tidak ternamakan/dikenal yang satu tanpa pasangannya).
yang saya tangkap tuan sakti menganggap mereka sesat karena bunyi teks anta minnii wa ana minka" (kamu berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu). Kamu=Mirza GA, Aku=Tuhan yang ditafsirkan tuan sakti "Sang Pencipta disebut berasal dari Mirza GA".
1.apakah tuan sakti sudah minta penjelasan dari pengikut mereka? karena informasi dari alquran kita harus tabayyun terlebih dulu.
qs.Al Hujuraat :6
2.adakah kemungkinan ada penafsiran yang lain.
kalau saya nilai ada kemungkinan penafsiran yang lain,
lafaz"kamu dariku dan aku darimu" ini adalah hukum sebab akibat yang menunjukkan antara satu (sebab/pencipta) dan yang lainnya(akibat/yang dicipta/tajallinya) adalah satu kesatuan(esa).
kalau lafaz aku=tuhan, kamu=alam semesta/tajalli tuhan.
dalam pemahaman filusuf alam ini bukan dicipta tuhan dari tiada menjadi ada tapi tuhan bertajalli/bertanazul kealam materi.
Tuhan sebgai wujud yang mutlak,universal, tidak seumpama dgn sesuatu, awal tiada bermula, akhir tanpa kesudahan, esa. Tuhan yg bersifat seperti itu tidak mungkin hadir dalam dunia materi, maka diantara para Arif terdahulu menjelaskan hadirnya/ tanazulnya tuhan ke alam materi membagi alam ini menjadi beberapa tingkatan, ada yg membaginya menjadi 7alam(martabat alam tujuh), alamahadiyat,wahdat,wahidiyat,arwah,mitsal, ajsam,insan kamil, ada yg membaginyamenjadi 4 tingkatan, alam lahut, jabarut, malakut, nasut, dan ada yg membaginya menjadi 3 tingkatan, alam ide,alam pikir dan alam materi. tuhan yg dipahami sebgai wujud mutlak yg tidak seumpama sesuatu itu ada di wilayah alam ahadiyat/lahut atau alam ide, karena dialam itulah tidak ada yg lain selain Dia(esa). lalu tuhan bertanazul/bertajalli ke alam materi, yang pertama kali diciptakan nur muhammad/nur Allah/nur ahmad lalu jadilah alam semesta ini sebagai perwujudanNya, tapi diantara tajalli tuhan ada yg paling sempurna dialah muhammad nurullah, muhammad yg bukan bapak dari seorang laki2 akan tetapi muhammad yg menjadi jalan mengenal Tuhan, karena nur muhammad itu tidak mungkin hadir tanpa jasad maka jasadnya selalu sesuai pada masa dan zamannya 40 abad yang lalu ibrahim,musa,20 abad yang lalu isa/jesus, 14abad yang lau ahmad anak abdullah. termasuklah pada masa 1 abad yang lalu mirza orangnya dan sekarang tetap ada yang menjadi rasul tuhan tersebut TUHAN MENJADI DIKENAL/ZAHIR OLEHNYA. dan semua mereka hakikatnya muhammad rasulullah.
menurut saya teks itu benar kalau ditafsirkan "kamu(alam semesta yang intinya adalah rasul) dariku(tuhan) dan aku(tuhan) dikenal/zahir karenamu(alam/intinya adalah rasul/mikrokosmos)
seperti seseorang tidak mungkin disebut guru tanpa murid dan tak mungkin disebut murid tanpa adanya guru.
seperti ombak dan air laut, api dan cahaya nya, gula dan rasa manisnya, ruh dan jasadnya. semuanya adalah esa(satu kesatuan yang tidak ternamakan/dikenal yang satu tanpa pasangannya).
Kalimat Mirza GA tersebut sangat lugas, tidak butuh suatu penafsiran. Justru anda yang melebarkannya ke mana-mana. "Aku berasal darimu", bermaksud Tuhan berasal dari Mirza GA. Karena "wahyu" tersebut turunnya personal, maka "mu" di sana adalah Mirza GA. Bukan alam semesta atau yang lainnya.
Jelas pernyataan Mirza GA tersebut adalah keingkaran. Dia mengada-ada dusta atas Tuhan. Atau jika benar ada "wahyu" tersebut, maka setanlah yang telah mewahyukan.
Dasar saya menjatuhkan penilaian bukan persangkaan, tapi keterangan yang nyata dari kitab Tuhan. Dia adalah Esa, Yang Awal, Pencipta. Mustahil Dia berasal dari makhluk-Nya! Anda sendiri sudah menyinggung sifat-sifat Tuhan tersebut -- untuk kemudian anda ingkari.
Jelas pernyataan Mirza GA tersebut adalah keingkaran. Dia mengada-ada dusta atas Tuhan. Atau jika benar ada "wahyu" tersebut, maka setanlah yang telah mewahyukan.
Dasar saya menjatuhkan penilaian bukan persangkaan, tapi keterangan yang nyata dari kitab Tuhan. Dia adalah Esa, Yang Awal, Pencipta. Mustahil Dia berasal dari makhluk-Nya! Anda sendiri sudah menyinggung sifat-sifat Tuhan tersebut -- untuk kemudian anda ingkari.
Alam semesta adalah tanda-tanda dari-Nya. Mereka yang kesadaran batinnya tinggi dapat merasa/mengesan Tuhan lewat alam semesta yang Dia ciptakan. Tapi bukan berarti alam semesta itu Dia. Sama halnya ketika menatap sebuah lukisan kita dapat merasa/mengesan pelukisnya, tapi tetap saja lukisan adalah lukisan, bukan si pelukis itu sendiri.
Tuhan bukan saja disebut Pencipta (khaliq), tapi ditegaskan juga bahwa Dia mengadakan (baari'). Artinya tentu saja menciptakan dari tiada menjadi ada. Dan itu bagi Tuhan semudah ucapan "jadilah!".
Jika sifat ketuhanan yang diterangkan Quran anda bantah dengan sebuah cerita estafet standar tasawuf, lalu apa bedanya anda dengan orang-orang ingkar terdahulu yang menolak ajaran Tuhan demi mengikuti ajaran bapak-bapak (pendahulu) mereka?
Kemukakanlah dalil anda bahwa Tuhan menjelma ke alam semesta! Jika tidak ada keterangan Quran tentang itu, lebih baik anda bertaubat karena ancaman Tuhan sangat berat.
"Dan antara manusia, ada yang membantah mengenai Tuhan tanpa pengetahuan, dan tanpa petunjuk, dan tanpa sebuah kitab yang menerangi, dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan dari jalan Tuhan. Baginya kerendahan di dunia, dan Kami akan merasakan kepadanya pada Hari Penegakan siksaan yang membakar." (22:8,9)
Tuhan bukan saja disebut Pencipta (khaliq), tapi ditegaskan juga bahwa Dia mengadakan (baari'). Artinya tentu saja menciptakan dari tiada menjadi ada. Dan itu bagi Tuhan semudah ucapan "jadilah!".
Jika sifat ketuhanan yang diterangkan Quran anda bantah dengan sebuah cerita estafet standar tasawuf, lalu apa bedanya anda dengan orang-orang ingkar terdahulu yang menolak ajaran Tuhan demi mengikuti ajaran bapak-bapak (pendahulu) mereka?
Kemukakanlah dalil anda bahwa Tuhan menjelma ke alam semesta! Jika tidak ada keterangan Quran tentang itu, lebih baik anda bertaubat karena ancaman Tuhan sangat berat.
"Dan antara manusia, ada yang membantah mengenai Tuhan tanpa pengetahuan, dan tanpa petunjuk, dan tanpa sebuah kitab yang menerangi, dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan dari jalan Tuhan. Baginya kerendahan di dunia, dan Kami akan merasakan kepadanya pada Hari Penegakan siksaan yang membakar." (22:8,9)
(NABI ABAL ABAL)terima kasih ats semua penjelasannya!
kalau anda menolak konsep tanazul/tajalli Tuhan ke alam materi, lalu bagaimana menurut anda Tuhan yang Esa dan tak seumpama sesuatu itu? dimanakah Dia?
Bagaimana turunNya alquran yang awalNya tak bersuara dan tak berhuruf sampai kepada muhammad?
jelaskanlah kepadaku tentang jibril yang datang kepada muhammad?
ketahuilah! untuk metaati Allah yang Esa dan tak seumpama Sesuatu itu, engkau harus mentaati rasulnya, itulah pemimpin diantara kamu.
karena tuhan tak mungkin engkau kenal melainkan melalui rasulNya, karena yang berhak/benar bercerita tentang tuhan adalah rasulNya. rasul itu adalah yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah dan yang memberi peringatan padamu pada saat ini.
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
dalam bahasa indonesia aku=adalah orang 1 tunggal= yang berbicara
agar engaku tak menayakan siapakah aku itu?
kalau anda menolak konsep tanazul/tajalli Tuhan ke alam materi, lalu bagaimana menurut anda Tuhan yang Esa dan tak seumpama sesuatu itu? dimanakah Dia?
Bagaimana turunNya alquran yang awalNya tak bersuara dan tak berhuruf sampai kepada muhammad?
jelaskanlah kepadaku tentang jibril yang datang kepada muhammad?
ketahuilah! untuk metaati Allah yang Esa dan tak seumpama Sesuatu itu, engkau harus mentaati rasulnya, itulah pemimpin diantara kamu.
karena tuhan tak mungkin engkau kenal melainkan melalui rasulNya, karena yang berhak/benar bercerita tentang tuhan adalah rasulNya. rasul itu adalah yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah dan yang memberi peringatan padamu pada saat ini.
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
dalam bahasa indonesia aku=adalah orang 1 tunggal= yang berbicara
agar engaku tak menayakan siapakah aku itu?
(NABI ABAL ABAL)Tuhan bukan saja disebut Pencipta (khaliq), tapi ditegaskan juga bahwa Dia mengadakan (baari'). Artinya tentu saja menciptakan dari tiada menjadi ada. Dan itu bagi Tuhan semudah ucapan "jadilah!".
----------------------------------------------------------------
pengertian baari'(mengadakan) yang dimaksud al quran bukan seperti yang anda fahami. tidak mungkin yang ada ini bersumber dari yang tiada, karena yang tiada tidak akan pernah ada.
sebagai contoh: anda terlahir di tahun 1975, dimanakah anda pada tahun 1972? apakah anda sudah ada? jawabannya anda sudah ada di tahun 1972 bahkan jauh sebelum itu anda telah ada.
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.qs,76:1
Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". qs.19:9
misalkan anda mati di tahun 2012. apakah anda menjadi tidak ada ditahun 2015? jawabannya anda tetap ada di tahun 2015 bahkan di tahun setelahnya, karena anda bersumber dari yang ada maka tetap akan ada untuk selamanya.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
kematian hanya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. misalnya anda sebelum di tahun 1975 anda sudah ada tapi anda belum berbentuk berupa jasad seperti ini, mungkin anda hanya baru berupa unsur2/saripati tanah yang bakal menjadi sperma ayah anda. jadi anda bukan makhluk baru yang tiada menjadi ada, tapi hanya proses perubahan bentuk dari sari pati tanah menjadi mani, darah,daging,tulang .....dan akhirnya jadilah anda kemudian kembali tua dan mati hancur dan akan ada lagi...begitulah seterusnya..
yang dimaksud "ada" oleh saya bukan harus berbentuk materi yang dapat dilihat oleh indra, namun jauh sebelum berbentuk materi "ada" itu lebih dulu telah ada.
jadi Tuhan mencipta alam bukan dari tiada, tapi dari "ada" yaitu Tuhan itu sendiri lalu berproses bertanazul/tajalli/mengejewantah lalu jadilah alam materi ini dan segala apa yang ada didalamnya, termasuk anda, diantara makhluk Allah ini ada yang paling sempurna yaitu manusia, dan diantara manusiapun ada yang paling sempurna/insan kamil mereka adalah para rasul yang menjadi wakil tuhan di muka bumi.
itulah yang dimaksud Tuhan itu Esa tiada yang lain selain daripadaNya.
----------------------------------------------------------------
pengertian baari'(mengadakan) yang dimaksud al quran bukan seperti yang anda fahami. tidak mungkin yang ada ini bersumber dari yang tiada, karena yang tiada tidak akan pernah ada.
sebagai contoh: anda terlahir di tahun 1975, dimanakah anda pada tahun 1972? apakah anda sudah ada? jawabannya anda sudah ada di tahun 1972 bahkan jauh sebelum itu anda telah ada.
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.qs,76:1
Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". qs.19:9
misalkan anda mati di tahun 2012. apakah anda menjadi tidak ada ditahun 2015? jawabannya anda tetap ada di tahun 2015 bahkan di tahun setelahnya, karena anda bersumber dari yang ada maka tetap akan ada untuk selamanya.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
kematian hanya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. misalnya anda sebelum di tahun 1975 anda sudah ada tapi anda belum berbentuk berupa jasad seperti ini, mungkin anda hanya baru berupa unsur2/saripati tanah yang bakal menjadi sperma ayah anda. jadi anda bukan makhluk baru yang tiada menjadi ada, tapi hanya proses perubahan bentuk dari sari pati tanah menjadi mani, darah,daging,tulang .....dan akhirnya jadilah anda kemudian kembali tua dan mati hancur dan akan ada lagi...begitulah seterusnya..
yang dimaksud "ada" oleh saya bukan harus berbentuk materi yang dapat dilihat oleh indra, namun jauh sebelum berbentuk materi "ada" itu lebih dulu telah ada.
jadi Tuhan mencipta alam bukan dari tiada, tapi dari "ada" yaitu Tuhan itu sendiri lalu berproses bertanazul/tajalli/mengejewantah lalu jadilah alam materi ini dan segala apa yang ada didalamnya, termasuk anda, diantara makhluk Allah ini ada yang paling sempurna yaitu manusia, dan diantara manusiapun ada yang paling sempurna/insan kamil mereka adalah para rasul yang menjadi wakil tuhan di muka bumi.
itulah yang dimaksud Tuhan itu Esa tiada yang lain selain daripadaNya.
Bagian-bagian tulisan anda yang tidak relevan saya kesampingkan dulu agar kita berfokus pada pokok pembahasan yang sedang dibicarakan.
Saya belum melihat anda menunjukkan dalil yang nyata bahwa Tuhan menjelma ke alam semesta. Kita bukan sedang bicara tentang perubahan wujud materi, tapi tentang Tuhan. Kalau pernyataan kita tentang fisika salah, itu masih soal akademik. Tapi kalau pernyataan kita tentang Tuhan salah, konsekuensinya berat. Maka dari itu kita harus punya dalil yang jelas ketika mensifati Tuhan. Tentang sifat baari' yang anda tanyakan, silakan baca 59:24
Penjelasan yang anda kemukakan hanya mengandalkan "logika penjelmaan". Ini tidak cukup. Jangkauan pengetahuan kita yang terbatas akan masalah ketuhanan menghendaki adanya dalil pendukung dari kitab-Nya. Kalau tidak ada, maka pernyataan tersebut jatuhnya sebatas dugaan/sangkaan/khayalan saja.
Saya belum melihat anda menunjukkan dalil yang nyata bahwa Tuhan menjelma ke alam semesta. Kita bukan sedang bicara tentang perubahan wujud materi, tapi tentang Tuhan. Kalau pernyataan kita tentang fisika salah, itu masih soal akademik. Tapi kalau pernyataan kita tentang Tuhan salah, konsekuensinya berat. Maka dari itu kita harus punya dalil yang jelas ketika mensifati Tuhan. Tentang sifat baari' yang anda tanyakan, silakan baca 59:24
Penjelasan yang anda kemukakan hanya mengandalkan "logika penjelmaan". Ini tidak cukup. Jangkauan pengetahuan kita yang terbatas akan masalah ketuhanan menghendaki adanya dalil pendukung dari kitab-Nya. Kalau tidak ada, maka pernyataan tersebut jatuhnya sebatas dugaan/sangkaan/khayalan saja.
Tapi baiklah, saya akan masuk lewat jalur "logika penjelmaan" anda. Ketika sesuatu menjelma, maka identitas awalnya lenyap meski substansinya tidak. Nasi yang sudah menjelma menjadi tahi, secara identitas tidak lagi disebut "nasi" karena dia sudah punya identitas baru yaitu "tahi", meski substansinya masih sama. Kalau bung Rahmat menjelma menjadi seorang perempuan (Wati), maka tidak ada lagi yang namanya Rahmat. Si Wati itulah hakikatnya Rahmat. Kan seperti itu?
Dari logika di atas, maka bagi anda Tuhan secara identitas itu sudah lenyap karena Dia telah menjelma ke alam semesta. Maka -dalam "logika penjelmaan" anda- alam semesta inilah hakikatnya Tuhan. Tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan makhluk. Anda mempertegasnya dengan mengajukan pertanyaan tantangan 'dimanakah Tuhan yang Esa itu?'
"Logika penjelmaan" Tuhan yang anda kemukakan otomatis gugur, jika saya bisa menunjukkan dalil bahwa Tuhan secara identitas itu masih ada, alias tidak melebur dengan alam. Dan bagi orang yang mata hatinya tidak buta, dalil seperti itu sangat banyak ditemukan di dalam Quran.
Para rasul menyuruh umatnya agar menghamba kepada Tuhan (3:51 dan banyak lagi). Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia di satu pihak, dan Tuhan di pihak lain. Rasul tidak berkata: "menghambalah kepadaku, karena aku ini hakikatnya Tuhan"!
Tuhan mengucapkan salam kepada penghuni surga, dan menghardik calon penghuni neraka (36:58,59). Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia di satu pihak, dan Tuhan di pihak lain.
Doa-doa para nabi, rasul, dan orang-orang beriman ditujukan kepada Tuhan, tuan (rabb) mereka. Mereka bermunajat "Wahai Tuan kami..." Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia selaku yang punya hajat, dan Tuhan yang dihajatkan.
Keterpisahan identitas di atas membuktikan tidak adanya peleburan. Tuhan tetaplah Dia Yang Esa, Yang Awal, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan, Yang Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan, Yang Kekal, Yang Tidak Mengantuk, Yang Perkasa. Dan alam semesta tetaplah hanya makhluk yang Dia ciptakan tanpa mengurangi kesempurnaan Diri-Nya.
Dan dimanakah Tuhan itu? Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Mengatur segala urusan (10:3).
Bukankah telah nyata mana keyakinan yang benar, dan mana keyakinan yang palsu?
Dari logika di atas, maka bagi anda Tuhan secara identitas itu sudah lenyap karena Dia telah menjelma ke alam semesta. Maka -dalam "logika penjelmaan" anda- alam semesta inilah hakikatnya Tuhan. Tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan makhluk. Anda mempertegasnya dengan mengajukan pertanyaan tantangan 'dimanakah Tuhan yang Esa itu?'
"Logika penjelmaan" Tuhan yang anda kemukakan otomatis gugur, jika saya bisa menunjukkan dalil bahwa Tuhan secara identitas itu masih ada, alias tidak melebur dengan alam. Dan bagi orang yang mata hatinya tidak buta, dalil seperti itu sangat banyak ditemukan di dalam Quran.
Para rasul menyuruh umatnya agar menghamba kepada Tuhan (3:51 dan banyak lagi). Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia di satu pihak, dan Tuhan di pihak lain. Rasul tidak berkata: "menghambalah kepadaku, karena aku ini hakikatnya Tuhan"!
Tuhan mengucapkan salam kepada penghuni surga, dan menghardik calon penghuni neraka (36:58,59). Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia di satu pihak, dan Tuhan di pihak lain.
Doa-doa para nabi, rasul, dan orang-orang beriman ditujukan kepada Tuhan, tuan (rabb) mereka. Mereka bermunajat "Wahai Tuan kami..." Artinya ada keterpisahan identitas antara manusia selaku yang punya hajat, dan Tuhan yang dihajatkan.
Keterpisahan identitas di atas membuktikan tidak adanya peleburan. Tuhan tetaplah Dia Yang Esa, Yang Awal, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan, Yang Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan, Yang Kekal, Yang Tidak Mengantuk, Yang Perkasa. Dan alam semesta tetaplah hanya makhluk yang Dia ciptakan tanpa mengurangi kesempurnaan Diri-Nya.
Dan dimanakah Tuhan itu? Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Mengatur segala urusan (10:3).
Bukankah telah nyata mana keyakinan yang benar, dan mana keyakinan yang palsu?
Sekarang saya tanya bung Rahmat, apakah anda ini hakikatnya adalah Tuhan? Kalau anda jawab tidak, berarti anda membatalkan "logika penjelmaan" yang anda kemukakan sendiri. Kalau anda jawab iya, berarti anda adalah Firaun abad 21 sebagaimana Firaun kuno telah menyatakan dirinya sebagai Tuhan (baca 28:38).
Dan kalau alam semesta ini -sebagaimana persangkaan anda- adalah jelmaan Tuhan, maka menyembah patung batu pun sah-sah saja karena batu itupun alam semesta yang -menurut anda- jelmaan Tuhan. Jika benar demikian tentu Nabi Ibrahim (6:74) dan Nabi Musa (7:138) tidak akan melarang kaumnya menyembah patung.
Sudah sangat jauh setan menyesatkan anda bung! Bertaubatlah sebelum kesesatan anda ini menjadi penyesalan yang tak berguna. Pada hari anda dihadapkan di mahkamah Tuhan, tidak ada lagi tempat lari. Guru anda yang mengajari semua kesesatan itupun tidak mungkin menyelamatkan anda, karena dia sudah lebih duluan dilempar ke neraka!
Dan kalau alam semesta ini -sebagaimana persangkaan anda- adalah jelmaan Tuhan, maka menyembah patung batu pun sah-sah saja karena batu itupun alam semesta yang -menurut anda- jelmaan Tuhan. Jika benar demikian tentu Nabi Ibrahim (6:74) dan Nabi Musa (7:138) tidak akan melarang kaumnya menyembah patung.
Sudah sangat jauh setan menyesatkan anda bung! Bertaubatlah sebelum kesesatan anda ini menjadi penyesalan yang tak berguna. Pada hari anda dihadapkan di mahkamah Tuhan, tidak ada lagi tempat lari. Guru anda yang mengajari semua kesesatan itupun tidak mungkin menyelamatkan anda, karena dia sudah lebih duluan dilempar ke neraka!
(NABI ABAL ABAL)terima kasih atas semua penjelasannya, maaf! kalau sedikit terlambat membalasnya dikarena kesibukan saya yg mempunyai berbagai macam aktifitas.
setelah membaca tulisan anda, saya sudah bisa membaca pemahaman anda tentang tuhan, anda tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang memahami firman Tuhan sebatas harfiyah/leterlek saja, tidak menggunakan akalnya untuk memahami firman tersebut.
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. qs.Yunus :100
mereka menganggap tuhan seperti makhluk yang duduk di ars(singgasana)nya, dengan kata lain berarti singgasananya lebih besar dari pada tuhan, karena kalau tuhan lebih besar gimana tuhan bisa duduk di arsnya?, mereka melihat tuhan di surga, berarti tuhan berada didalam sebuah tempat(surga), gmana mungkin mereka yakin yang dilihatnya itu benar-benar tuhan kalau mereka tidak pernah mengenal tuhan didunia.
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). qs.Al Israa' :72
ketahuilah sakti! bahwa tuhan itu meliputi seluruh alam.
"Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu".
tidak ada segala sesuatu yang ada dialam ini terlepas dari unsur ketuhanan, semuanya dalam liputannya, bahkan daun yang jatuh dari tangkai pohonpun dalam liputannya.
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Tuhan itu ghaib juga sekaligus nyata, Dia awal sekaligus akhir, tuhan itu dekat bahkan lebih dekat dari urat lehermu.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya"
didalam dirimu ada unsur ketuhanan, kecuali kalu kamu menganggap tuhan masih jauh darimu.
"Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya"
benar katamu, kalau aku salah satu tajalli/pengejawantahan tuhan tapi aku sebatas cerminNya bukan berarti Tuhan yang Esa, karena tuhan yang esa tidaklah seumpama dengan sesuatu, tidak ada yang setara dengan Dia, suci dari segala apa yang mereka sifatkan kepadanya, dia tidak terjangkau oleh segala macam pandangan
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui".
kamu tidak akan pernah sampai kepada Tuhan melainkan dengan perantaran rasulNya, dengan kamu mnedengar,melihat dan mentaati rasuNya berarti kamu telah metaati Tuhan dan seolah-olah mendengar dan melihat tuhan. karena tidak mungkin tuhan yang tak seumpama sesuatu itu yang datang kepadamu, karena yang esa itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu, berhubung karena kamu dalam ruang dan waktu maka yang datang kepadamu adalah utusanNya, utusannya lah yang berbicara atas nama tuhan, suara tuhan keluar melalui mulutnya, dialah perwujudan tuhan dialam materi ini.
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku".
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana
"Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam".
setelah membaca tulisan anda, saya sudah bisa membaca pemahaman anda tentang tuhan, anda tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang memahami firman Tuhan sebatas harfiyah/leterlek saja, tidak menggunakan akalnya untuk memahami firman tersebut.
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. qs.Yunus :100
mereka menganggap tuhan seperti makhluk yang duduk di ars(singgasana)nya, dengan kata lain berarti singgasananya lebih besar dari pada tuhan, karena kalau tuhan lebih besar gimana tuhan bisa duduk di arsnya?, mereka melihat tuhan di surga, berarti tuhan berada didalam sebuah tempat(surga), gmana mungkin mereka yakin yang dilihatnya itu benar-benar tuhan kalau mereka tidak pernah mengenal tuhan didunia.
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). qs.Al Israa' :72
ketahuilah sakti! bahwa tuhan itu meliputi seluruh alam.
"Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu".
tidak ada segala sesuatu yang ada dialam ini terlepas dari unsur ketuhanan, semuanya dalam liputannya, bahkan daun yang jatuh dari tangkai pohonpun dalam liputannya.
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Tuhan itu ghaib juga sekaligus nyata, Dia awal sekaligus akhir, tuhan itu dekat bahkan lebih dekat dari urat lehermu.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya"
didalam dirimu ada unsur ketuhanan, kecuali kalu kamu menganggap tuhan masih jauh darimu.
"Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya"
benar katamu, kalau aku salah satu tajalli/pengejawantahan tuhan tapi aku sebatas cerminNya bukan berarti Tuhan yang Esa, karena tuhan yang esa tidaklah seumpama dengan sesuatu, tidak ada yang setara dengan Dia, suci dari segala apa yang mereka sifatkan kepadanya, dia tidak terjangkau oleh segala macam pandangan
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui".
kamu tidak akan pernah sampai kepada Tuhan melainkan dengan perantaran rasulNya, dengan kamu mnedengar,melihat dan mentaati rasuNya berarti kamu telah metaati Tuhan dan seolah-olah mendengar dan melihat tuhan. karena tidak mungkin tuhan yang tak seumpama sesuatu itu yang datang kepadamu, karena yang esa itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu, berhubung karena kamu dalam ruang dan waktu maka yang datang kepadamu adalah utusanNya, utusannya lah yang berbicara atas nama tuhan, suara tuhan keluar melalui mulutnya, dialah perwujudan tuhan dialam materi ini.
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku".
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana
"Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam".
Ada masalah apa kalau Tuhan menciptakan sesuatu yang lebih besar daripada diri-Nya? Manusia yang tingginya 1,7 meter pun bisa menciptakan gedung pencakar langit setinggi ratusan meter. Dan hal itu tidak mengurangi kekuasaan manusia atas ciptaannya tersebut (manusia bisa menghanguskan atau meruntuhkan gedung itu jika mau).
Jawaban saya tentang keberadaan Tuhan di singgasana-Nya didasarkan dalil yang jelas, yaitu surah 10:3. Kalau anda punya pemahaman yang lebih baik tentang surah tersebut, sila sampaikan.
Segala sesuatu di alam ini tidak luput dari PENGETAHUAN-Nya (6:59). Ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan "logika penjelmaan" anda yang sudah hancur berkeping-keping itu! Manusia saja bisa melihat isi perut bumi (pakai satelit) tanpa harus "melebur" dengan bumi. Apakah lantas pengetahuan Tuhan atas alam mensyaratkan bahwa Dia melebur dengan alam? Bagaimana cara anda berpikir? Jauh sekali antara ayat yang dikutip dan kesimpulan yang diambil!
Tuhan sangat dekat dengan manusia. Bagaimana tidak dikatakan dekat, sedangkan bisikan jiwa kita pun Dia ketahui! "Dekat" yang disebut Tuhan di 50:16 ukurannya adalah akses, bukan ruang. Bacalah dengan seksama ayat tersebut. Internet inipun contoh bagaimana manusia yang terpencar di penjuru bumi menjadi "dekat" karena bisa saling mengakses dengan mudah.
Akal tentu harus dipergunakan untuk mendapatkan petunjuk. Dan penggunaan akal itu adalah dengan cara memahami dan mempercayai ayat-ayat Tuhan, bukan malah mengingkarinya dengan ucapan berbelit-belit yang tak tentu arah! Tuhan mengumpamakan orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya sebagai keledai yang memikul kitab. Sebuah perumpamaan yang buruk!
Jawaban saya tentang keberadaan Tuhan di singgasana-Nya didasarkan dalil yang jelas, yaitu surah 10:3. Kalau anda punya pemahaman yang lebih baik tentang surah tersebut, sila sampaikan.
Segala sesuatu di alam ini tidak luput dari PENGETAHUAN-Nya (6:59). Ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan "logika penjelmaan" anda yang sudah hancur berkeping-keping itu! Manusia saja bisa melihat isi perut bumi (pakai satelit) tanpa harus "melebur" dengan bumi. Apakah lantas pengetahuan Tuhan atas alam mensyaratkan bahwa Dia melebur dengan alam? Bagaimana cara anda berpikir? Jauh sekali antara ayat yang dikutip dan kesimpulan yang diambil!
Tuhan sangat dekat dengan manusia. Bagaimana tidak dikatakan dekat, sedangkan bisikan jiwa kita pun Dia ketahui! "Dekat" yang disebut Tuhan di 50:16 ukurannya adalah akses, bukan ruang. Bacalah dengan seksama ayat tersebut. Internet inipun contoh bagaimana manusia yang terpencar di penjuru bumi menjadi "dekat" karena bisa saling mengakses dengan mudah.
Akal tentu harus dipergunakan untuk mendapatkan petunjuk. Dan penggunaan akal itu adalah dengan cara memahami dan mempercayai ayat-ayat Tuhan, bukan malah mengingkarinya dengan ucapan berbelit-belit yang tak tentu arah! Tuhan mengumpamakan orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya sebagai keledai yang memikul kitab. Sebuah perumpamaan yang buruk!
(NABI ABAL ABAL)terima kasih, puji tuhan atas semua penjelasanmu!
dengan kamu meyakini secara harfiyah tuhan seperti makhluk duduk di atas ars, itu banyak bertentangan dengan sifat-sifat tuhan yang telah di informasikan tuhan lewat kitabnya, bahwa tuhan itu esa ("Dialah Allah, Yang Maha Esa.qs.112) yang berarti tidak ada yang lain selain darinya, tidak ada sesuatupun yang setara denganNya dan menyerupaiNya (Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia qs.42:11), tuhan suci/bersih/terbebas dari segala apapun yang disifatkan kepadaNya (Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan. qs.37:180)
makanya dari awal ku katakan kalau Tuhan yang seperti itu, esa, tidak ada yang setara dan seumpama denganNya tidak mungkin kamu mengenalnya karena Dia tidak terjangkau oleh akalmu, Dia tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jika tuhan seperti itu bisa kau pikirkan dan kau anggap seperti makhluk yang duduk dan menempati ruang dan waktu berarti kamu menyamakanNya dengan sesuatu, jelas hal ini bertentangan dengan sifat Tuhan.
maka untuk memahami firman tuhan yang mengatakan tuhan diatas ars, tuhan dilihat disurga, tangan tuhan diatas tangan mereka dll.
Tuhan yang seperti itu adalah tuhan yang mengejawantah ke alam materi, Dialah rasulNya yang menjadi media bagi tuhan untuk menyampaikan pesanNya, tapi bukan berarti rasul itu tuhan yang esa seperti yang saya jelaskan diawal tadi, rasul itu hanya tajallinya yang sempurna, karena segala sesuatu itu ada intinya(rajanya/yang paling sempurna) seperti di alam ini yang menjadi tajalli tuhan ada yang paling sempurna yaitu manusia, dan diantara manusiapun juga ada yang paling sempurna dialah rasul yang sering disebut juga sebagai insan kamil. melalui rasul inilah tuhan menampakkan diriNya, menyampaikan pesanNya, ketika manusia lain berbaiat kepadanya berarti hakikatnya mereka berbaiat kepada allah, tangan allah diatas tangan mereka, dia duduk diatas ars(kekuasaannya) mengatur segala urusan sebagai simbol dari Tuhan yang berkuasa. dengan mentaatinya berarti telah mentaati Tuhan(qs.4:80).
sekarang kami sampaikan kembali pada mu rasul itu telah datang kembali, dan aku orang yang telah beriman kepadaNya, aku adalah utusan Dia untukmu.
"Jika kamu mencintai Tuhan, ikutilah aku, niscaya Tuhan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Tuhan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku.
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri.
semoga anda salah seorang yang mau beriman kepadanya!
dengan kamu meyakini secara harfiyah tuhan seperti makhluk duduk di atas ars, itu banyak bertentangan dengan sifat-sifat tuhan yang telah di informasikan tuhan lewat kitabnya, bahwa tuhan itu esa ("Dialah Allah, Yang Maha Esa.qs.112) yang berarti tidak ada yang lain selain darinya, tidak ada sesuatupun yang setara denganNya dan menyerupaiNya (Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia qs.42:11), tuhan suci/bersih/terbebas dari segala apapun yang disifatkan kepadaNya (Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan. qs.37:180)
makanya dari awal ku katakan kalau Tuhan yang seperti itu, esa, tidak ada yang setara dan seumpama denganNya tidak mungkin kamu mengenalnya karena Dia tidak terjangkau oleh akalmu, Dia tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jika tuhan seperti itu bisa kau pikirkan dan kau anggap seperti makhluk yang duduk dan menempati ruang dan waktu berarti kamu menyamakanNya dengan sesuatu, jelas hal ini bertentangan dengan sifat Tuhan.
maka untuk memahami firman tuhan yang mengatakan tuhan diatas ars, tuhan dilihat disurga, tangan tuhan diatas tangan mereka dll.
Tuhan yang seperti itu adalah tuhan yang mengejawantah ke alam materi, Dialah rasulNya yang menjadi media bagi tuhan untuk menyampaikan pesanNya, tapi bukan berarti rasul itu tuhan yang esa seperti yang saya jelaskan diawal tadi, rasul itu hanya tajallinya yang sempurna, karena segala sesuatu itu ada intinya(rajanya/yang paling sempurna) seperti di alam ini yang menjadi tajalli tuhan ada yang paling sempurna yaitu manusia, dan diantara manusiapun juga ada yang paling sempurna dialah rasul yang sering disebut juga sebagai insan kamil. melalui rasul inilah tuhan menampakkan diriNya, menyampaikan pesanNya, ketika manusia lain berbaiat kepadanya berarti hakikatnya mereka berbaiat kepada allah, tangan allah diatas tangan mereka, dia duduk diatas ars(kekuasaannya) mengatur segala urusan sebagai simbol dari Tuhan yang berkuasa. dengan mentaatinya berarti telah mentaati Tuhan(qs.4:80).
sekarang kami sampaikan kembali pada mu rasul itu telah datang kembali, dan aku orang yang telah beriman kepadaNya, aku adalah utusan Dia untukmu.
"Jika kamu mencintai Tuhan, ikutilah aku, niscaya Tuhan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Tuhan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku.
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri.
semoga anda salah seorang yang mau beriman kepadanya!
Dibawah ini DEKLARASI ajakan berSATU dari AL JABIR
MARI BERSATU
LET'S ONE WORLD
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Aku sampaikan kepada semua manusia dimuka bumi ini untuk berTuhankan kepada DIA yang tak seumpama dengan segala sesuatu. DIA tidak bisa dipelajari dengan pengetahuan kata-kata tulisan, kata-kata ucapan, kata-kata fikiran, kata-kata rasa. DIA tidak terjangkau oleh sesuatu karena Dia bukan sesuatu.
Allah adalah nama bagi manusia dimuka bumi ini untuk menyatakan si DIA sebagai Tuhan semesta alam. Allah adalah defenisi dari Tuhan yang sudah dikenal dengan pengetahuan lisan, tulisan, akal, dan rasa. Maka segala sebutan. bilangan, nama, adalah nama Allah. Kemana saja wajah engkau palingkan, baik wajah lisan, tulisan, akal, rasa, disanalah wajah Allah.
Semua manusia dimuka bumi ini, baik yang mengaku berTuhan atau tak berTuhan, sadar atau tidak, mereka sedang berhadapan dengan si DIA yang tidak ada seumpamanya, sebandingnya, setaranya, semisalnya, tidak ada duanya. Sehingga muncullah perkataan "TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH". Nama apapun yang kamu beri untuk menyatakan Tuhanmu, aku selaku penyampai Salam dari Tuhan menyebut dengan satu nama yakni: "ALLAH". Dan aku berharap kamu sekaliannya setuju dengan sebutanku ini dengan meninggalkan segala perbedaan antara aku dan kamu.
Maka dari itu wahai sekalian umat manusia yang ada dimuka bumi ini aku sampaikan salam dari Tuhanku, yang juga Tuhanmu, Tuhan kita semua: "QUL HUWA ALLAHU AHAD" = "KATAKAN, DIA ALLAH ESA".
Dengan sampai(balig)nya salam dari Tuhan ini kepada kamu sekaliannya, maka kamu yang mempunyai akal ('aqil) akan bersatu dengan yang mengatakan Kalam Tuhan: "KATAKAN, DIA ALLAH ESA".
Dan aku telah mengatakan Kalam Tuhan ini dengan tidak memandang status kehidupan sosial, budaya, negara bahkan agama. Semoga kamu sekaliannya mau aku ajak bersatu, sehingga cinta kasih dan kedamaian tersebar keseluruh penjuru dunia. Atau jika kamu enggan dengan segala alasan maka ajaklah aku bersatu dengan kamu sehingga cinta kasih dan kedamaian tetap tersebar keseluruh penjuru dunia.
Salam dariku untuk umat manusia dimuka bumi ini.
A L J A B I R
MARI BERSATU
LET'S ONE WORLD
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Aku sampaikan kepada semua manusia dimuka bumi ini untuk berTuhankan kepada DIA yang tak seumpama dengan segala sesuatu. DIA tidak bisa dipelajari dengan pengetahuan kata-kata tulisan, kata-kata ucapan, kata-kata fikiran, kata-kata rasa. DIA tidak terjangkau oleh sesuatu karena Dia bukan sesuatu.
Allah adalah nama bagi manusia dimuka bumi ini untuk menyatakan si DIA sebagai Tuhan semesta alam. Allah adalah defenisi dari Tuhan yang sudah dikenal dengan pengetahuan lisan, tulisan, akal, dan rasa. Maka segala sebutan. bilangan, nama, adalah nama Allah. Kemana saja wajah engkau palingkan, baik wajah lisan, tulisan, akal, rasa, disanalah wajah Allah.
Semua manusia dimuka bumi ini, baik yang mengaku berTuhan atau tak berTuhan, sadar atau tidak, mereka sedang berhadapan dengan si DIA yang tidak ada seumpamanya, sebandingnya, setaranya, semisalnya, tidak ada duanya. Sehingga muncullah perkataan "TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH". Nama apapun yang kamu beri untuk menyatakan Tuhanmu, aku selaku penyampai Salam dari Tuhan menyebut dengan satu nama yakni: "ALLAH". Dan aku berharap kamu sekaliannya setuju dengan sebutanku ini dengan meninggalkan segala perbedaan antara aku dan kamu.
Maka dari itu wahai sekalian umat manusia yang ada dimuka bumi ini aku sampaikan salam dari Tuhanku, yang juga Tuhanmu, Tuhan kita semua: "QUL HUWA ALLAHU AHAD" = "KATAKAN, DIA ALLAH ESA".
Dengan sampai(balig)nya salam dari Tuhan ini kepada kamu sekaliannya, maka kamu yang mempunyai akal ('aqil) akan bersatu dengan yang mengatakan Kalam Tuhan: "KATAKAN, DIA ALLAH ESA".
Dan aku telah mengatakan Kalam Tuhan ini dengan tidak memandang status kehidupan sosial, budaya, negara bahkan agama. Semoga kamu sekaliannya mau aku ajak bersatu, sehingga cinta kasih dan kedamaian tersebar keseluruh penjuru dunia. Atau jika kamu enggan dengan segala alasan maka ajaklah aku bersatu dengan kamu sehingga cinta kasih dan kedamaian tetap tersebar keseluruh penjuru dunia.
Salam dariku untuk umat manusia dimuka bumi ini.
A L J A B I R