SALAM DARI TUHAN

(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Jumat, 13 Agustus 2010

RUKUN ISLAM (bagian ke-2)

Makna puasa
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,qs. 2:183.
Ayat diatas mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, apalagi di bulan ramadhan ini hampir setiap saat ayat ini dikumandangkan muali dari mushalla-mushalla, masjid-masjid maupun acara-acara pengajian. Ayat diatas adalah seruan Tuhan tentunya melalui rasulnya kepada orang-orang yang telah beriman untuk berpuasa. Ternyata dari ayat tersebut diketahui bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada orang-orang yang beriman dizaman sekarang, tetapi puasa juga merupakan amalan orang-orang yang beriman terdahulu. Diakhir ayat dikatakan bahwa puasa bertujuan untuk menjadikan orang-orang beriman menjadi bertaqwa. Sebagian orang mengatakan “taqwa” adalah  sikap kepatuhan kepada Tuhan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kalau dilihat dari segi bahasa Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara/menjaga. Tujuan akhir diwajibkannya berpuasa agar orang-orang yang beriman mencapai derajat takwa, sebuah keadaan seseorang yang telah terpelihara/terjaga atau seseorang yang telah tersadarkan/tercerahkan (telah mengenal Tuhan).
Apakah yang dimakud dengan puasa? Dari segi syariat Puasa (Ṣhaum) dalam agama islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, kalau dari segi bahasa shaum bararti menahan diri. Adapun cara berpuasa didalam syariat masing-masing agama berbeda-beda, konon katanya yang pernah saya baca dalamsebuah hadis bahwa puasa umat terdahulu sebelum nabi Muhammad adalah sehari semalam mereka hanya boleh makan dan minum disaat maghrib saja, bahkan dalam hadis tersebut dikatakan pada awalnya umat muhammadpun mengamalkan puasa yang seperti ini tapi karena ada yang tidak kuat akhirnya puasanya cukup hanya mulai dari terbit fajar dan sampai matahri terbenam. Jadi, puasa merupakan sebuah tradisi yang sudah ada semenjak dahulu kala, puasa merupakan sebuah langkah/tahapan yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai tingkat taqwa yaitu sebuah keadaan  yang tercerahkan/terang benderang. Adapun cara didalam melaksanakan puasa masing-masing umat berbeda-beda.
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari´at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari´at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Qs.al hajj:67
Seperti yang saya katakan  dalam tulisan sebelumnya bahwa dari setiap amalan yang ada dalam agama ini tidak hanya sebatas syari’at/ritual tetapi juga mempunyai makna yang tersirat atau nilai-nilai mulia yang menjadi ruh dari ritual itu sendiri. Tadi sudah saya bahas sedikit pengertian puasa secara syar’I dan bahasa, sekarang mari kita gali makna puasa dari segi hakikatnya. Puasa diwajibkan ketika di bulan ramadhan. Siapakah bulan ramadhan? Alqur’an menjawab.
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan  Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir  di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Qs. Al Baqarah :185
Puasa diperuntukkan bagi yang sudah menyaksikan bulan ramadhan, bulan adalah lambang dari seseorang yang memberi petunjuk yaitu seseorang yang telah diturunkan alqur’an kepadanya dialah Rasulullah, seorang manusia yang menjadi media bagi Allah untuk menyampaikan  risalah-risalahNya. Ketika seseorang telah menyaksikan rasulullah yang telah diturunkan alquran kepadanya, maka wajiblah bagi seseorang tersebut menahan dirinya untuk mendebat ataupun menyanggah  ucapan  rasul tersebut, karena setiap kata yang keluar dari mulut rasul tersebut adalah pelajaran yang mengandung banyak hikmah/pengertian-pengertian. “mulai terbit fajar sampai terbenam matahari” fajar sebuah keadaan terang dilangit sebagai bukti akan terbitnya sang matahari, matahari adalah simbol sang rasul Tuhan yg akan memberi penerangan. mulai dari saat itulah yaitu disaat rasul mulai terlihat wajiblah bagi seseorang menahan dirinya dari keinginan-keinginan nafsu pribadinya dan mendahulukan keinginan/kehendak Tuhan dan rasulNya sampai sang matahari itu pergi/terbenam dan hilang dari pandangannya. Semua itu dia lakukan agar pelajaran-pelajaran yang diberikan rasul kepadanya memberikan pencerahan kepadanya sehingga dia memahami  hakikat kehidupan ini dan dapat mengenal Tuhan, jadilah ia orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang sudah tercerahkan/tersadarkan.
Demikianlah, makna/pengertian  puasa yang dapat saya bagikan(sharing) kepada saudara-saudara semua, jangan dianggap inilah pengertian yang paling benar, saya hanya sebagian dari sekian banyak orang-orang yang telah beriman kepadaNya, yang terkadang setiap orang yang beriman mempunyai pandangan yang berbeda dalam memandang yang  SATU, jadikanlah berbagai macam pandangan dari orang –orang yang beriman sebagai warna-warni yang semuanya bersumber dari yang  SATU.  Sang SATU itu seperti MUTIARA yang  jikalau dipandang dari sudut yang berbeda akan menghasilkan cahaya yg berbeda pula. Wallahu a’lamu!

Kamis, 12 Agustus 2010

RUKUN ISLAM


RUKUN ISLAM
Pada 14 abad yang lalu nabi Muhammad pernah bersabda : agama islam itu didirikan atas lima perkara,  yaitu: menyaksikan tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu  UtusanNya, menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan serta haji ke baitullah bagi orang yang telah mampu menuju kesana.
Setiap amalan yang dilakukan umat islam hendaknya tidak sebatas mengerjakan ritual, seremonial atau sebatas upacara yg penuh dengan aturan-aturan dan tatatertibnya. Tapi setiap amalan tersebut mestinya membawa nilai yg menjadi ruh dalam kehidupannya sehari-hari, dan menurut hemat saya nilai dibalik amalan ritual itulah yg dikehendaki Tuhan untuk  dihidupkan dalam kehidupan kita sehari-hari di alam dunia ini.
Sebagai contoh ibadah sholat  yang merupakan rukun islam yg kedua, kebanyakan umat islam banyak mempermasalahkan bahkan bertengkar dalam hal tata tertib maupun cara dalam melaksanakan upacara/ritual sholat tersebut, mereka bertengkar membahas bolehnya menjahirkan niat atu cukup sir didalam hati saja, masalah bismillah dalam membaca fatiha apakah di jahirkan dengan keras atau cukup di samarkan?,  do’a qunut dalam sholat subuh ada yg mengatakan bid’ah dan ada yg berpendapat sunnah, energi umat ini habis membahas masalah-masalah yg menurut saya bukan masalah yang urgen/pokok. Tata tertib atau cara sholat menurut saya itu hanya lapisan yg paling luar bukan merupakan hal yang inti didalam ibadah ini, kalaulah di umpamakan buah-buahan maka tata tertib atau cara sholat itu adalah kulitnya sedangkan nilai dibalik ritual sholat itulah intisarinya ibarat buah tadi, nilai itulah isi dari buah  yang harus kita nikmati. Ketika seseorang memahami sholat hanya sebatas ritual/upacaranya saja, berarti dia mengenal shaolat hanya sebatas kulitnya saja tidak sampai merasakan isinya. Apakah nilai-nilai yang terkandung dibalik gerakan-gerakan diadalam upacara/ritual sholat? Paling tidak ada lima gerakan yg pokok didalam upacara sholat,
1, berdiri tegak lurus,
 berdiri adalah simbolis dari seseorang yang teguh pendirian tidak bimbang kekiri maupun kekanan  yakin dalam mengambil keputusan, pandangan lurus kearah tempat sujud merupakan simbol keseriusan dan fokus pada tujuan. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang telah mengenal tuhannya. Bagaimana  cara seseorang dapat mengenal tuhannya, padahal tuhan itu tidak seumpama dengan sesuatu, tidak ada seorangpun yg setara denganNya, suci dari segala perumpamaan. Tuhan yg dalam defenisi tersebut tidak mungkin hadir dimuka bumi, tetapi karena manusia sangat memerlukan petunjuk Tuhan agar mereka mendapatkan keselamatan dan kedamaian maka Tuhan memeberi petunjuk kepada manusia melalui perantaraNya/rasulNya yg mana rasul tersebut adalah manusia biasa seperti mereka juga.
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Qs. Asy Syuura :51
Dengan manusia mempercayai rasul tersebut berarti mereka telah mempercayai tuhan yg tak seumpama sesuatu. Rasul itulah tajalli Tuhan dimuka bumi. Rasul itulah tempat sujudnya, tujuan hidupnya, tempat dia mengarahkan pandangannya.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.qs. An Nisaa :80
2. rukuk
Posisi rukuk adalah simbol ketundukan seseorang hamba kepada Tuhannya yang siap mendengarkan dan memperhatikan apa saja yg menjadi perintah atau nasihat dari Tuhannya.
3.sujud.
Kalau kita perhatikan seseorang ketika sedang sujud dengan jelas dapat kita lihat posisi kepala yg selama ini diatas dan merupakan simbol kemuliaan  maka ketika sujud kepala yg mulia tersebut posisinya berubah menjadi lebih rendah dari bokong yg mungkin selama ini bokong dianggap simbol kehinaan karena memang posisinya juga di belakang. Sujud adalah simbol  kepatuhan/ketaatan seorang umat, hamba, makmum kepada  pemimpinnya, tuhannya, maupun imamnya. Ketaatan seorang umat kepada pemimpinnya tidak memandang status sosial dari pemimpinnya tersebut, meskipin sang pemimpin selama ini orang yg hina dan yg menjadi umat mungkin dari status sosialnya adalah orang yg mulia tapi dalam hal kepatuhannya kepada imam sebagai wakil Tuhan dimukla bumi  si umat pun sanggup taat dan tunduk kepada pemimpinnya tersebut. Mestinya makna dibalik simbol sujud ini bisa kita bawa dalam kehidupan kita sehari-hari.
4.duduk tasyahud/persaksian
Didalam duduk tasyahud ketika sholat seseorang mengucapkan puji-pujian kepada Tuhannya lalu  mendoakan keselamatan kepada para nabi dan menyaksikan utusanNya,membacakan sholawat dan salam kepada rasulnya serta kepada orang-orang yg beriman kepadanya.
Ini adalah symbol kehidupan manusia dimasyarakat yang mempunyai hubungan kepada tuhan, hubungan kepada wakil tuhan (rasul dan para penggantinya) serta hubungan kepada manusia sesamanya yg telah mempercayai rasul. Duduk merupakan melambangkan kesetaraan diantara manusia tidak ada yg lebih mulia maupun yg lebih rendah. Posisi ini mengisyaratkan harus adanya musyawarah didalam komunitas orang-orang yg telah beriman untuk mengambil sebuah kebijakan dan keputusan.
5. salam
Salam kekanan dan kekiri mengisyaratkan seseorang harus menebarkan keselamatan dan kedamaian kepada orang-orang disekelilingnya.
Itulah lima point utama yg bisa saya jelaskan didalam gerakan ritual sholat . begitu pula amalan amalan yg lain seperti zakat,puasa, dan haji. Dibalik gerakan-gerakan didalam tata tertib atau cara berupacara/ ritual ada makna/nilai yang  harus kita gali dan kita hidupkan dalam keseharian kita.
Sebelum membahas makna/nilai dibalik ibadah-ibadah yang lain saya akan menjelaskan hal yang paling mendasar terlebih dulu, yaitu  syahadatain rukun islam yang pertama, “syahadatain” merupakan suatu sikap yg menjadi gerbang awal seseorang itu dikatakan islam atu tidak beriman tau kapir. Banyak diantara manusia yang tidak mengerti makna dibalik kalimat syahadat yg sering dia ucapkan padahal syahadatain ini merupakan dasar dari bangunan islam yang dia jadikan sebagai agamanya. Bisa anda banyangkan bagaimana jadinya sebuah bangunan bila mempunyai dasar/pondasi yg rapuh dan tidak kuat. Tentu bangunan itu akan mudah roboh dan hancur.
1.    Menyaksikan tidak ada Tuhan melainkan Allah.
Diawal tulisan sudah saya jelaskan bagaiman caranya untuk mengenal Tuhan yang tidak seumpama dengan sesuatu, tidak ada seorangpun yg setara denganNya bahkan maha suci Tuhan dari segala perumpamaan yg diberilkan kepadaNya.
Tuhan sebgai wujud yang mutlak, universal, tidak seumpama dgn sesuatu, awal tiada bermula, akhir tanpa kesudahan, esa.  Tuhan yg bersifat seperti itu tidak bisa hadir dalam dunia materi, maka diantara para Arif terdahulu menjelaskan tanazulnya tuhan ke alam materi membagi alam ini menjadi beberapa tingkatan, ada yg membaginya menjadi 7alam(martabat alam tujuh), alam ahadiyat,wahdat,wahidiyat,arwah,mitsal, ajsam,insan kamil, ada yg membaginya menjadi 4 tingkatan, alam lahut, jabarut, malakut, nasut, dan ada yg membaginya menjadi 3 tingkatan, alam ide,alam pikir dan alam materi. tuhan yg dipahami sbgai wujud mutlak yg tidak seumpama sesuatu itu ada di wilayah alam ahadiyat/lahut atau alam ide, karena dialam itulah tidak ada yg lain selain Dia(esa). lalu tuhan bertanazul/bertajalli ke alam materi jadilah alam semesta ini sebagai perwujudanNya, tapi diantara tajalli tuhan ada yg paling sempurna dialah muhammad nurullah, muhammad yg bukan bapak dari seorang laki2 akan tetapi muhammad yg menjadi jalan mengenal Tuhan.  Setelah seseorang mengenal Allah melalui Muhammad/rasul maka wajiblah bagi seorang tersebut berikrar janji setia dengan mengucapkan dua kalimat syahadat (“syahadatain”) sebagai bukti bahwa dia telah berserah diri kepada tuhan melalui manusia yang datang kepadanya/rasul. Rasul itulah tempat sujudnya, tujuanhidupnya, tempat dia mengarahkan pandangannya.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan kunci/khatam/pengesah nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Qs. Al Ahzab :40

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.qs. An Nisaa :80
2.      Menyaksikan Muhammad (manusia terpuji) itu hamba dan Rasulullah.
Setelah seseorang mengenal Tuhan melalui seorang manusia yang menjadi tajalliNya. manusia sebagai tajalliNya itulah yang dimaksud dengan Muhammad rasulullah, bukan sebatas Muhammad yang hanya dikota mekkah pada saat 14 abad yang lalu, tapi Muhammad yang senantiasa ada disaat kapanpun baik waktu dulu, akan datang maupun saat sekarang. Dihadapan Muhammad yang seperti inilah dia mengucapkan duakalimat syahadat.

Sudahkah kita bersyahadat di depan Muhammad rasulullah? Kalau sudah barulah nanti saya akan jelaskan makna/nilai di balik ritual puasa yang menjadi rukun islam yang ketiga. insyaAllah!

Kamis, 05 Agustus 2010

Anak dan Orang tua dalam pandangan Al qur'an

SILSILAH LELUHUR AL-AKHI AL
MUKARRAM MUHAMMAD ZUBIR AMIR
BIN AMIR ABDULLAH AL-KHALIDI
JUM'ATUL JABIR

A. ANAK DAN ORANG TUA DALAM PANDANGAN AL- QUR'AN
Semua manusia yang terlahir ke alam dunia ini pasti mempunyai perantara, dia tidak mungkin lahir atau muncul secara tiba-tiba ke alam dunia ini. Kedua orang tua (ayah dan ibu) adalah perantara seorang anak untuk hadir ke dunia ini. Untuk terjadinya seorang anak dalam kandungan seorang ibu diperlukan beberapa faktor, di antaranya seorang ibu harus mempunyai benih telur yang sehat dalam rahimnya. Kemudian tidak hanya itu, telur yang ada di rahim ibu itu juga harus dibuahi sperma dari seorang lelaki (ayah). Secara umum semua manusia yang terlahir ke alam dunia ini dikarenakan terjadinya percampuran antara sel telur seorang ibu dan sperma dari seorang ayah. Setelah sperma membuahi sel telur maka terjadilah 'alaqah (darah yang menempel dalam rahim) lalu berkembang menjadi segumpal daging, kemudian segumpal daging itu berubah menjadi tulang belulang setelah itu tulang belulang itupun dibungkus kembali dengan daging, kemudian jadilah la embrio seorang manusia yang siap terlahir ke dunia ketika sudah sampai pada masa yang ditentukan.

Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al¬Mukminuun [23]: 14)

Demikianlah proses penciptaan jasad manusia yang diceritakan Allah dalam kitabNya, namun manusia tidak hanya tercipta dari unsur jasad (ragawi) yang berasal dari sari pati tanah vang menjadi sperma dan sel telur akan tetapi manusia mempunyai satu unsur lagi yaitu unsur rohani yang berasal dari Ruh Tuhan itu sendiri.

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya Ruh- Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud ( Al Hijr QS.15 ayat 29 )

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya Ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; kamu sedikit sekali bersyukur. ( As Sajdah QS.32 ayat 9 )

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". ( Shaad QS.38 ayat 72 )

Sempurnalah la menjadi seorang manusia ketika ia mempunyai unsur jasad yang ia warisi dari orang tua genetiknya dan unsur ruh yang ditiupkan oleh Tuhan itu sendiri. Karena manusia makhluk Allah yang tercipta dari unsur jasad yang bersifat fisik dan nyata dan unsur ruh yang bersifat metafisik atau ghaib maka yang dikatakan sebagai orang tuanya pun tidak terbatas pada orang tua genetiknya saja. Akan tetapi di samping orang tua yang membentuk jasadnya dia juga mempunyai orang tua yang membentuk jiwanya (ideologinya), orang tua seperti ini penulis sebut dengan orang tua jiwa atau guru spiritual yang mengajarkan kepadanya tentang Tuhan (kebenaran sejati). Dalam tafsir fathul bayan juga disebutkan seorang nabi adalah ayah (orang tua) bagi umatnya.
Nabi juga bersabda dalam kumpulan hadis al-jaml'us soghir pasal alif halaman 103, artinya:
Sesungguhnya aku bagi kamu menempati kedudukan sebagai bapak.

Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bagi kita bahwa nabi dikatakan sebagai orang tua bagi umatnya karena nabi adalah guru spiritual yang mengajarkan dan mengenalkan Tuhan kepada umatnya. Bahkan dalam ajaran Islam orang, genetik (jasad) dengan anak genetiknya tidak dapat saling memberi syafaat bila salah satu di antara keduanya ada yang kafir. Sebagai contoh Nabi Nuh as dia mempunyai anak genetik yang bernama Kan'an, tetapi Kan'an bukan termasuk orang yang beriman kepada Nuh sebagai Rosui Allah, maka betapa sayangnyapun Nuh kepada Ka’nan karena Kan'an anak biologisnya menurut pandangan Allah, Kan'an bukanlah termasuk anak Nabi Nuh as, karena anak-¬anak Nuh yang sesungguhnya adalah orang-orang yang mau beriman dan mengikuti ajaran Nuh meskipun bukan dari keturunan biologis Nabi Nuh as.

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (Q.S. Mud [11]:45-46)

Kemudian mari kita lihat kembali kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur'an. Ibrahim adalah anak seorang pembuat dan penvembah berhala, yang bernama Azar. Meskipun Ibrahim secara biologis (genetik) anak dari pembuat dan penyembah berhala akan tetapi Ibrahim tidak mewarisi ideologi (ajaran) bapaknya yang menyembah berhala akan tetapi justru Ibrahim bertolak belakang dengan bapaknya, dia malah menjadi hamba dan rosul Allah.

Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. Ingatlah ketika ia Berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, Mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, Sesungguhnya Telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah aku, niscaya Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, Sesungguhnya Aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah Aku buat waktu yang lama". Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, Aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku. Dan Aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan Aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah-mudahan Aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. dan masing-masingnya kami angkat menjadi nabi.

Berdasarkan firman Allah yang penulis sampaikan di atas, jelaslah bagi kita orang tua yang sesungguhnya adalah yang mengajari dan membimbing kita ke jalan Tuhan, dan anak yang sesungguhnya adalah anak yang patuh dan mau mengikuti semua perintah bapaknya. Namun meskipun orang tua jasad (genetik) ada yang tidak mengenal Allah sehingga ia pun tidak bisa membimbing anaknya ke jalan Allah dan mungkin malah memerintahkan anaknya untuk menserikatkan Allah, sikap seorang muslim menurut al-Qur'an harus tetap sopan kepadanya tetapi tidak perlu mematuhinya.
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.

B. SILSILAH GURU SPIRITUAL AL-AKHI ALTWKARRAM MUHAMMAD ZUBIR AMIR BIN AMIR ABDULLAH AL-KHALIDIJUM’ATULJABIR YANG SAMPAI IMAM HASAN IBN ABI THOLIB.

Silsilah talqin dzikir yang diterima oleh Al-akhi AlMukarram Muhammad Zubir Amir Alkhalidi-Aljumu’atul Jabir anak dari Al-Akhi Al Mukarram Amir Abdullah Labuhan Deli dari pada Thariqat Al Khalwatiyah.
Mereka mengambil talqin dan ijazahnya dari pada:
1. AlFaqir Ilallaahu Ta'ala “arifin bin Muhammad `Isa, yang ia mengambil talqin dan ijazahnya daripada gurunya
2. Al'Alim –Al Alamah AlKhabar AlFahamah Asysyaikh Hasanuddin bin Asysyaikh Muhammad Ma'shum, dan ia mengambil talqin dan ijazah dari pada gurunya
3. Asysyaikh Ahmad Khathib bin 'Abd AlLathif AlMinangkabawi, ia menerima yang demikian itu daripada gurunya
4. Asysyaikh Assaaiyyid Abi Bakar Syatha, la menerima dari pada
5. Asysyaikh Assaivyid Ahmad bin Zaini Addahlan Mufti Makkat AIMukarramah, dan la menerima dari pada
6. Asysyaikh AdDamyathi, la menerima dari pada
7. Asysyaikh Asysvinwani, la menerima dari pada
8. Asysyaikh Mahmud Alkurdi, la menerima daripada
9. Asysyaikh Muhammad Salam AlHafni, dan la menerima dari pada
10. Asysyaikh Musthafa AlBakri, dan la menerima dari pada
11. Asysyaikh 'Abd AlLathif AlHalabi, dan la dari pada
12. Asysyaikh Mushthafa Afandi AlArduni, dan la dari pada
13. Asysyaikh 'Ah Qurhu Basya, dan la dari pada
14. Asysyaikh Isma'il Aljurumi, dan la dari pada
15. Asysyaikh 'Umar AlFuadi, dan ia dari pada
16. Asysyaikh Sya'ban AlQasthamuni, dan la dari pada
17. Asysyaikh Khairuddin AnNaqadi, dan la dari pada
18. Asysyaikh halabi shulthan Al-Aqdas yang telah masyhur
19. dengan Jamal AlKhuluti, dan la terima dari pada
20. Asysyaikh Muhammad Bahauddin Asysyirwani, dan ia dari pada
21. Asysyaikh Yahya AlBakuri, dan la dari pada
22. Asysyaikh Shuduruddin Aljayani, dan is dari pada
23. AlHajj 'Izzuddin, dan ia dari pada
24. Asysyaikh adhi Muhammad AlKhuluti, dan la dari pada
25. Asysyaikh Ibrahim AzZahid AlKailani, dan la dari pada
26. Jamaluddin AtTabrizi, dan la dari pada
27. Syihabuddin Muhammad AsySyirazi, dan la dari pada
28. Rukunuddin Muhammad AnNajasi, dan la dari pada
29. Quthubuddin AlBahri, dan la dari pada
30. Abi anNajibAsSahrurdi, dan la dari pada
31. Asysyaikh 'umar AlBak-ri, dan la dari pada
32. Mamsyaduddin AlDainyri, dan la dari pada
33. AIjunald AlBagdadi Penghulu Ahl AshShufi, dan Ll dari pada
34. Bisri AsSaqathi, dan la dari pada
35. Ma'ruf AlKarkhi, dan la dari padaDaud AthTha-I, dan la dari pada
36. Habib Al'Ajmi, dan la dari pada
37. Imam Hasan bin 'All Karamallahu wajhah, dan la menerima talyn dan ijazah seperti yang dahulu itu dari pada
38. Amirul Mukminin Saiyyidina 'ali bin abi Thalib radhiyallahu `anhu, dan is menerima akan dia dari pada
39. Penghulu sekalian mursalin Saiyyidina Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam, Beliau menerima dari
40. Ruh AlQuddus Malaikat Jibril `alaihis salam dan Beliau dari Allah `azza wa Jalla Rabb Al'Alamin.

C. SILSILAH GURU SPIRITUAL AL-AKHI ALMUKARRAM MUHAMMAD ZUBIR AMIR BIN AMIR ABDULLAH AL-JUM’ATULJABIR YANG SAMPAI KEPADA IMAN HUSEIN IBN ALI IBN ABI THOLIB

Silsilah talqin dzikir yang diterima oleh Al-akhi AlMukarram Muhammad zubir amir AlKhalidi Aljum'atul Jabir bin Al-akhi alMukarram Amir'Abdullah Labuhan Deli dari pada tharikat AsySyathariyah. Beliau mengambil talqin dan ijazahnya dari pada:
1. Tuan Guru AlMukarram AlFaqih Jamal Riva'i Quddu, Asysyathariyah Syahid, ia mengambil dari ayah kandungnya sendiri
2. Syaikh Saiyidina wa Habibina wa Barakatina Ashhabi Ratibi Quthub Abd AlHamid Jama' Suarik Waliyullah quddusullah, ia mengambil dari
3. Syaikh Bagindo Tando Waliyullah Negri Pariaman Sumatera Barat, ia mengambil dari
4. Syaikh Angku Kiambang Waliyullah Negri Pariaman Sumatera Barat, ia mengambil dari
5. Syaikh Angku Razaq Waliyullah Negri Pariaman Sumatera Barat, ia mengambil dari
6. Syaikh Angku Ampalu Panjang Waliyullah Negri Pariaman Sumatera Barat, ia mengambil dari
7. Syaikh Angku Pondoh Waliyullah Negri Pariaman, Sumatera Barat, ia mengambil dari
8. Syaikh Burhanuddin Waliyullah Negri Ulakan Sumatra Barat, ia mengambil dari
9. Syaikh Abdur Rauf Waliyullah Negri aceh, ia mengambil dari
10. Arif billah Kamalul Mukammal Shafiyuddin Ahmad Ibnu Muhammad AlMadani Al-anshari AsySyahid AlQasvasyi, ia mengambil dari
11. Syaikh Quthub daerah Musyahadat ArRabbani Al-Mufradi fi Awanah Basalasi Abil Muhibbi Abdillah bin Ahmad Sanawi Thaballah Sirrahu, ia menambil dari
12. Shulthan Al'Arifin Saiyyidi Shibghatullah, ia mengambil dari
13. Qudut Al'Ulama Saiyyidina Wajihuddin Al-Alawi, ia mengambil dari
14. AlGauts Aljamami' lil Jawami' Sayyidina Muhammad AlGauts, ia mengambil dari
15. Sayyidina Qudut Al Muqari bin Syaikh Alhajj Huduri Thaba Sirrahu, ia mengambil dari
16. Sayyidina Syaikh Hiddayatullah Asar Masta, ia mengambil dari
17. Sayyidina Imam Qadi AsyAthari
18. Sayyidina Syaikh Abdillah AsyAthari, ia mengambil dari
19. Sayyidina Syaikh Asyaq, ia mengambil dari
20. Sayyidina Syaikh Muammad Asyaq, ia mengambil dari
21. Sayyidina Syaikh Hudhuli AlMauri AnNahri, ia mengambil dari
22. Qutub Abi AlHasan Al Harqani, la mengambil dari
23. Sayyidina Syaikh Abi AlMuzafar Maulana Tark AthThautsi, ia mengambil dari
24. Maulana Syaikh Al-Arabi Yazid AlAsyaq, ia mengambil dari
25. Maulana Syaikh Muhammad AlMaghribi, ia mengambil dari
26. Ruhaniyah Sulthan Al'Arifin Syaikh Abi Yazid AlBusthami, la mengambil dari
27. Maulana Ruhaniyah Imam jaffar Shadiq, ia mengambil dari
28. Maulana Imam Muhammad Baqir, ia mengambil dari
29. Maulana Sayyidina Imam Zainal 'Abidin ibn AlHusain AsySyahid, la mengambil dari abah beliau
30. Maulana Ruhanivah ArRasul ibn Fatimah bind ArRasulullah Imam Husain AsySyahid, is mengambil dari abah beliau
31. Maulana Imam Masyriq wal Maghrib Babul 'Ilm Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, mengambil dan menerima dari
32. Thaniqat AsySyathari Sayyid AlKauni wa Jadd AlHusain Muhammad AlTMusthofa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau mengambil dan menerima dari
33. Ruh AlQuddus Malaikat Aljibrail 'Alaihis Salam dan Beliau dari Allah 'Azza wa Jalla Rabb Al'Alamin.

Berdasarkan dua silsilah tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa AL-AKHI ALMUKARRAM MUHAMMAD ZUBIR AMIR BIN AMIR ABDULLAH AL¬KHALIDI JUM'ATUL JABIR secara biologis (genetik) keturunan Imam Hasan dan dari faktor ruhani beliau adalah keturunan Imam Husen ibn All ibn Abi Thalib. Jadi imam Hasan dan Imam Husen ibn Ali ibn Abi Thalib bertemu (bersatu) dalam jiwa dan raga AL-AKHI ALMUKARRAM MUHAMMAD ZUBIR AMIR BIN AMIR ABDULLAH AL-KHALIDI JUM'ATUL JABIR, oleh sebab itu dia diben gelar JUM'ATUL JABIR.